Berita

Gurubesar Ilmu Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Profesor Hikmahanto Juwana/Net

Politik

Profesor Hikmahanto Desak Kemlu Buat Pernyataan Kecewa atas Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan

RABU, 03 AGUSTUS 2022 | 08:52 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Stabilitas keamanan kawasan diprediksi akan terganggu usai Ketua Kongres Amerika Serikat, Nancy Pelosi tetap berkunjung ke Taiwan. Sebab, Presiden China Xi Jinping sudah memberi peringatan kepada Presiden AS Joe Biden atas rencana kunjungan tersebut.

Gurubesar Ilmu Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Profesor Hikmahanto Juwana memprediksi kunjungan Pelosi akan memperuncing ketegangan antara China dan AS. Dampaknya, kata dia, juga akan merembet ke stabilitas keamanan kawasan.

"Oleh karenanya, Indonesia melalui Kemlu perlu membuat pernyataan yang menyayangkan (regret) kunjungan tersebut. Hal ini karena cepat atau lambat Indonesia akan terdampak oleh ketegangan antara AS dan China,” tegasnya lewat keterangan tertulisnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/8).

Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani ini mengatakan, Indonesia harus mengeluarkan pernyataan tegas atas kunjungan tersebut. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah AS tidak henti-hentinya melakukan provokasi di sejumlah kawasan.

Terakhir, provokasi AS dilakukan di Eropa. Tepatnya saat mereka menyambut keinginan Ukraina untuk menjadi anggota baru NATO.

"Ini yang memunculkan kekhawatiran Rusia hingga Rusia melakukan operasi militer khusus terhadap Ukraina,” imbuhnya.

Selain itu, kata Hikmahanto, Kemlu juga bisa menegur AS yang terus menerapkan kebijakan luar negeri standar ganda dalam kunjungan Pelosi ke China.

"Di satu sisi mengecam langkah Rusia yang mengakui Luhantsk dan Donetsk yang memisahkan diri dari Ukraina, namun kunjungan Polesi seolah menyatakan AS mendukung Taiwan untuk memisahkan diri dari Republik Rakyat China,” ucapnya.

Kemlu RI juga perlu menyatakan bahwa kunjungan Pelosi dapat berdampak pada reaksi China yang kemudian bersekutu dengan Rusia untuk melawan kebijakan luar negeri AS yang provokatif.

“Konsekuensinya keamanan dunia akan terpengaruh. Bahkan perang di Ukraina akan berlangsung lebih lama lagi, termasuk penderitaan rakyat Ukraina,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya