Berita

Kabinda Yogyakarta Brigjen Pol Andry Wibowo/Ist

Publika

Sherlock Holmes dan Kisah Pengungkapan Misteri Kejahatan

OLEH: BRIGJEN POL ANDRY WIBOWO*
KAMIS, 28 JULI 2022 | 20:42 WIB

Ketika masa remaja salah satu novel berseri yang disukai penulis adalah cerita tentang Sherlock Holmes. Kisah seorang detektif yang pandai mengungkap misteri kejahatan yang rumit. Selain cerita tentang detektif, kisah lain yang juga diminati penulis adalah Petualangan Tin Tin.

Apa yang dilakukan oleh sherlock holmes secara tidak sengaja juga memberikan suatu pengetahuan paling awal bagi penulis tentang kegiatan kedetektifan.

Sudah menjadi ketetapan takdir atau sebuah kebetulan sosial, saat ini penulis merupakan polisi aktif yang sudah bertugas hampir 28 tahun lamanya. Entah bagaimana, sejak awal bertugas di polisi bidang pengungkapan kejahatan menjadi ruang tugas yang dibidangi penulis sampai dengan saat ini. Selain mengungkap kejahatan, penulis juga beberapa kali mendapatkan penugasan menangani konflik baik di dalam maupun di luar negeri.


Alur dalam kisah Sherlock Holmes, cerita umumnya diawali dengan suatu peristiwa pembunuhan yang misterius. Kemudian diikuti dengan plot cerita yang semerawut tentang apa yang terjadi, siapa yang melakukan, dan apa yang dapat dipelajari dari jejak yang ditinggalkan.

Meskipun terkesan bekerja secara induksi atau berdasarkan temuan yang ada di TKP, Sherlock Holmes dalam kenyataanya lebih mengedepankan pendekatan deduksi. Sebuah cara kerja yang dimulai dengan membangun hipotesa melalui cara berfikir apa yang terjadi sesungguhnya, kenapa terjadi dan seterusnya. Membangun logika umum tentang hubungan kausalitas dengan pertanyaan “what if ?”

Pendekatan deduksi dilakukan Sherlock Holmes dikarenakan dia tidak begitu percaya terhadap apa apa yang telah ditemukannya lebih dulu, baik itu keterangan ataupun bukti bukti.

Karena sebagai seorang detektif independen, Sherlock Holmes tidak selalu berada pada cara pandang yang linear dengan detektif yang telah bekerja sebelumnya. Karena bagi dia pengungkapan kejahatan yang baik harusnya dilakukan dengan teori dan logika umum. Termasuk hal yang berkaitan antara relasi pelaku, korban dan barang bukti.

Karena sikapnya yang independen dan berpegang teguh pada pengetahuan serta instingnya, kisah novel Sherlock Holmes selalu menarik bagi pembacanya. Keberhasilannya memecahkan misteri kejahatan yang rumit, seringkali beradu keterampilan dan siasat dengan pelaku kejahatan. Para penjahat yang menyamarkan peristiwa sesungguhnya dengan cerita dan bukti bukti yang bersifat manipulatif.

Cerita Sherlock Holmes itu pada akhirnya mengajarkan pada kita, bahwasanya dalam setiap peristiwa pembunuhan umumnya memiliki relasi korban, barang bukti dan pelaku. Jika disimpulkan akan memberikan gambaran cerita yang bersifat utuh dan dapat dinalar oleh logika umum.

Sherlock Holmes juga memberikan pelajaran bagi kita, informasi dan bukti bukti yang ada harus bisa menjadi bagian dari puzzel yang cocok. Sehingga secara kumulatif dapat merekonstruksikan jalan peritiwa sebenarnya.

Karena plot cerita Sherlock Holmes adalah kejahatan yang penuh misteri, maka dia bekerja dengan tekun dan teliti memeriksa sebelum menyimpulkan temuannya. Memastikan temuan tersebut ada kecocokan logis diantaranya. Karena terkadang pelaku kejahatan menyamarkan peristiwa untuk menyesatkan upaya pengungkapan. Penyesatan yang biasanya menggunakan informasi bohong dan bukti bukti yang telah dimodifikasi.

[x] Sherlock Holmes tidak begitu saja percaya dengan data dan informasi yang tersaji. Dia selalu melakukan verifikasi apa yang telah ditemukannya. Pada perjalanannya kisah Sherlock Holmes tidak saja menginspirasi banyak orang tentang pekerjaan detektif. Kisahnya juga telah mengilhami lahirnya standar penanganan kejahatan di banyak negara.

Belajar dari kisah Sherlock Holmes, upaya membongkar kejahatan membutuhkan sikap independen, integritas, selain ketelitian dan ketekunan. Melanjutkan informasi, data dan bukti dengan pertanyaan kritis. Sehingga rasionalisasi konstruksi yang dibangun atas peristiwa kejahatan bersifat logis dan dapat dinalar oleh umum. Dengan salah satu kunci utamanya memperlakukan TKP secara benar dan tepat.
*Penulis merupakan Kepala BIN Daerah (Kabinda) Yogyakarta


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya