Berita

Brigpol Yosua Hutabarat semasa hidup dan kondisi jenazahnya/Net

Hukum

Desakan Transparan, Kompolnas: Materi Penyidikan Tak Bisa Dibuka Sebelum Keluar Alat Bukti

KAMIS, 28 JULI 2022 | 16:35 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kompolnas belum bisa membuka secara transparan hasil penyelidikan kasus tewasnya Brigadir J lantaran menunggu terkumpulnya dua alat bukti, meskipun ada desakan dari Presiden Joko Widodo agar kasus ini dibuka apa adanya dan tidak ada yang ditutup-tutupi.

“Kan harus benar-benar berdasarkan dua alat bukti, kalau masih satu alat bukti belum bisa ditetapkan sebagai tersangka, nah tentu inilah yang harus kita berikan kepercayaan kepada tim khusus, penyelidik Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Mabes Polri di dalam menetapkan proses hukum selanjutnya, secara profesional, akuntabel dan transparan,” kata Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim kepada wartawan di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (28/7).

Yusuf mengatakan bahwa, Kompolnas sendiri telah ikut dalam proses penyelidikan yang masuk dalam tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Akan tetapi belum bisa menyimpulkan siapa dalang utama pembunuhan Brigadir J.

“Kompolnas kan sudah ada dalam tim khusus. Itu kan materi penyeidikan temuannya ya langsung disampaikan ke penyidik dan saat ini masih belum bisa diungkap karena berkaitan dengan rumor. Seperti yang sudah saya sampaikan tadi bahwa hukum kita menganut azas praduga tidak bersalah,’ ucapnya.

"Itu akan mengganggu azas praduga tidak bersalah kalau materi penyelidikan belum selesai tapi sudah dibuka,” imbuhnya menekankan.

Kompolnas sendiri saat ini terus memonitor dna melakukan koordinasi serta komunikasi kepada pihak terkait dalam hal ini Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Menko Polhukam Mahfud MD, dan juga Presiden Joko Widodo mengenai perkembangan terkini penyelidikan kasus kematian Brigadir J.

"Apapun yang kami monitor, terus berkembang maka di situ melahirkan satu masukan-masukan dan rekomendasi, tadi begitu gamblang dan jelas yang. Salah satu masukannya yang sesungguhnya adalah tidak menginginkan adanya penonaktifkan, tapi karena demi kepentingan penyidikan dan penyidikan, agar proses hukum berjalan secara profesional, akun tabel dan transparan, apa yang telah dilakukan oleh Pak Kapolri, menonaktifkan itu adalah semata-mata demi kepentingan penyidikan itu sendiri,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya