Berita

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken/Net

Dunia

Kecam Eksekusi Junta, AS Siapkan Tekanan Ekonomi Baru untuk Myanmar

SELASA, 26 JULI 2022 | 09:04 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tindakan eksekusi yang dilakukan oleh junta Myanmar terhadap empat tahanan mendapat kecaman dari banyak pihak, tidak terkecuali Amerika Serikat (AS).

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggambarkan eksekusi yang dilakukan oleh junta terhadap keempat orang tersebut, termasuk mantan anggota parlemen dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Phyo Zeya Thaw dan aktivis pro-demokrasi Kyaw Min Yu, sebagai tercela dan mengabaikan hak asasi manusia.

"Pengadilan palsu rezim dan eksekusi ini adalah upaya terang-terangan untuk memadamkan demokrasi. Tindakan ini tidak akan pernah menekan semangat orang-orang pemberani Burma,” kata Blinken, seperti dikutip AFP, Selasa (26/7).

Sejak kudeta militer yang menggulingkan kepemimpinan sipil Aung San Suu Kyi pada Februari tahun lalu, AS telah mengeluarkan serangkaian sanksi terhadap Myanmar.

"AS bergabung dengan rakyat Burma dalam mengejar kebebasan dan demokrasi dan menyerukan kepada rezim untuk menghormati aspirasi demokrasi rakyat yang telah menunjukkan bahwa mereka tidak ingin hidup satu hari lagi di bawah tirani kekuasaan militer," jelas Blinken.

Awal bulan ini, Blinken bertemu dengan aktivis dari Myanmar di Bangkok dan mengakui bahwa hanya ada sedikit kemajuan tetapi berjanji bahwa AS akan terus menekan junta.

Jurubicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pihaknya sedang mendiskusikan langkah-langkah baru untuk tekanan ekonomi tambahan bagi Myanmar.

Price juga menyerukan semua negara bersatu untuk Myanmar. Eksekusi yang dilakukan oleh junta sendiri dianggap sebagai "teguran langsung" bagi ASEAN.

"Tidak ada bisnis seperti biasa dengan rezim ini. Kami mendesak semua negara untuk melarang penjualan peralatan militer ke Burma (dan) untuk menahan diri dari meminjamkan rezim kredibilitas internasional dalam tingkat apa pun," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya