Berita

Anggota Komisi XI DPR RI fraksi PKS, Anis Byarwati/Net

Politik

PKS Peringatkan Ambruknya Sri Lanka dan Negara Lain Bisa Merembet ke Indonesia

SELASA, 12 JULI 2022 | 11:43 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemerintah Indonesia diminta waspada atas krisis yang saat ini melanda Sri Lanka. Apalagi bukan hanya Sri Lanka, beberapa negara juga tercatat terancam mengalami gejolak, seperti Albania, Argentina, Panama, Kenya, hingga Ghana.

“Sri Lanka memang bukan satu-satunya. Bank Dunia atau World Bank, International Monetary Fund (IMF) menyampaikan kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya,” kata Anggota Komisi XI DPR RI fraksi PKS, Anis Byarwati saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu di Jakarta, Selasa (12/7).

Atas dasar itu, Anis menilai bahwa Indonesia pun harus menanti-wanti potensi krisis yang bisa saja terjadi dengan cara menguatkan ketahanan fiskal maupun moneter.

“Hal ini jelas harus menjadi warning bagi Indonesia. Indonesia harus ekstra hati-hati dalam melaksanakan kebijakan baik fiskal maupun moneternya,” tegasnya.

Apalagi, kata Politikus PKS ini, di tengah kondisi dunia yang sedang menghadapi ancaman krisis pangan dan energi, Indonesia juga pasti menjadi salah satu negara yang terdampak kondisi tersebut.

“Ditambah dengan masyarakat yang juga sedang tidak baik-baik saja. Kita sedang menghadapi masalah harga yang melambung tinggi, naiknya angka kemiskinan dan pengangguran, serta proses pemulihan ekonomi pasca Covid-19 yang  masih menjadi masalah nasional,” demikian Anis.

Krisis ekonomi parah dan terburuk yang dialami Sri Lanka mendorong ratusan ribu warganya menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran selama akhir pekan lalu.

Pada Sabtu (9/7), ribuan pengunjuk rasa menduduki kediaman presiden dan perdana menteri, serta merangsek masuk ke kantor pemerintahan. Mereka menuntut pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

Tak hanya Srilanka, negara-negara lain seperti Albania, Argentina, Panama, Kenya, hingga Ghana pun mengalami gejolak. Bahkan, aksi unjuk rasa karena meningkatnya biaya hidup juga terjadi di Belanda, Belgia, Italia, dan China.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya