Berita

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, dinilai masih berada di bawah cengkeraman sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono, untuk maju di Pilpres 2024/Net

Politik

Pengamat: Cengkeraman SBY Jadi Kelemahan AHY untuk Maju di Pilpres 2024

JUMAT, 08 JULI 2022 | 08:19 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Meski mampu berada di urutan pertama poling RMOLVote "9 Capres 2024", Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mempunyai beberapa kelemahan. Salah satunya, masih adanya cengkeraman dari sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hal itu disampaikan oleh Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, menanggapi hasil RMOLVote "9 Capres 2024" yang menampilkan nama AHY berada di urutan pertama dengan perolehan 15.605 dukungan atau 19,01 persen dari total dukungan sebanyak 82.093 pemilih.

"Kelemahan AHY adalah ia belum pernah menduduki jabatan dalam pemerintahan. Sehingga publik dapat menilai, dari sisi pengalaman belum ada sesuatu yang dapat dijadikan kebanggaan," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/7).


"Tidak sampai di situ, cengkeraman SBY terhadap AHY juga begitu kuatnya di mata publik, sehingga hal itu yang menjadi kelemahan sosok AHY," imbuhnya.

Karena, menurut Saiful, sangat sulit untuk tidak menghubungkan antara AHY dengan SBY. Di satu sisi hal itu menjadi kekuatan, namun di sisi lain publik dapat menilai hal tersebut tidak lebih adalah sebagai politik dinasti.

Tidak berhenti di situ, lanjut Saiful, peristiwa banyaknya petinggi Demokrat yang terjerat korupsi juga menjadi tantangan tersendiri bagi AHY.

"Dulu ada gerbong Anas (Urbaningrum) yang cukup signifikan membantu SBY dalam pemenangan periode 1 dan 2 pilpres zaman SBY. Kalau saat ini saya tidak melihat gerbong signifikan yang ada di Partai Demokrat," pungkas Saiful.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya