Menteri Luar Negeri China Wang Yi/Net
China mendorong junta Myanmar untuk melakukan pembicaraan dengan pihak-pihak berlawanan demi mencapai rekonsiliasi politik setelah militer melakukan kudeta pada 2021.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan kunjungan pertamanya sejak Myanmar dikudeta. Dalam kunjungan tersebut, ia melakukan pertemuan dengan Wunna Maung Lwin yang disebut junta sebagai menteri luar negeri.
Kunjungan Wang juga sekaligus untuk menghadiri pertemuan para menteri luar negeri dengan perwakilan dari Kamboja, Thailand, Laos dan Vietnam.
"China dengan tulus berharap Myanmar akan stabil secara politik dan sosial," kata Wang, seperti dikutip
The Guardian, Senin (4/7).
Pekan lalu, jurubicara junta mengatakan pembicaraan antara militer dan pemimpin terguling Aung San Suu Kyi untuk menyelesaikan kekacauan bukan tidak mungkin dilakukan.
Desakan agar Myanmar melakukan rekonsiliasi nasional juga disuarakan oleh ASEAN yang telah mengirimkan utusan khusus.
Sementara negara-negara memberlakukan sanksi terhadap junta, China dan Rusia menjadi lebih dekat dengan Myanamr.
China adalah salah satu dari sedikit sekutu internasional militer Myanmar, yang memasok senjata dan menolak menyebut perebutan kekuasaan yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi sebagai kudeta.
Pada April, Beijing mengatakan akan membantu menjaga kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Myanmar tidak peduli bagaimana situasinya berubah.
Pada Mei, kelompok pemberontak etnis Myanmar yang kuat dengan hubungan dekat dengan China menyerukan junta untuk terlibat dalam dialog dengan oposisi untuk mengakhiri kekerasan yang meningkat, yang telah melihat kepentingan bisnis China diserang.