Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Akses Pengiriman Makanan dan Pasokan Medis untuk Penambang Diblokir, Rusia Ancam akan Membalas Norwegia

KAMIS, 30 JUNI 2022 | 14:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia bereaksi marah dan mengancam akan melakukan pembalasan setelah Norwegia memblokir pengiriman barang-barang penting, termasuk makanan dan pasokan medis, yang ditujukan untuk penambang Rusia di kepulauan Svalbard.

"Kami menuntut agar pihak Norwegia menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin," isi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa mereka telah memanggil kuasa usaha Norwegia yang ada di Moskow.

Norwegia bulan lalu menghentikan dua kontainer yang membawa 20 ton barang Rusia, termasuk tujuh ton makanan, di satu-satunya pos pemeriksaan perbatasan darat dengan Rusia, seperti dilaporkan media lokal Norwegia, yang dilaporkan kembali oleh Reuters.


Pengiriman itu menuju Barentsburg, pemukiman terbesar kedua di kepulauan Arktik, di mana sekitar 400 orang bekerja untuk perusahaan pertambangan batu bara milik negara Rusia Arktikugol.

Senator Rusia Andrei Klishas menulis di Telegram, Rabu (29/6); "Menyusul indakan Norwegia, kedaulatan negara ini atas Svalbard menjadi pertanyaan besar!"

Pemblokiran tersebut adalah bagian dari sanksi yang diluncurkan Norwegia atas Invasi Rusia ke Ukraina. Kementerian Luar Negeri Norwegia mengatakan hal tersebut, saat menolak permintaan Arktikugol untuk membuka rute pasokan ke Barentsburg.

Kepulauan Svalbard berada di bawah kedaulatan penuh Norwegia.

Ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federasi, Konstantin Kosachev mengatakan tindakan Norwegia itu melanggar ketentuan Perjanjian Svalbard 1920, dimana di dalam perjanjian itu disebutkan bahwa semua negara yang menandatangani perjanjian itu berhak untuk mendapatkan akses yang sama ke sumber daya nusantara.

“Dengan pemblokiran tersebut, pihak berwenang Norwegia mencoba membiarkan para penambang Rusia tidak mendapat makanan, yang secara inheren tidak bermoral. Itu melanggar hak asasi manusia dan prinsip-prinsip humanisme,” tegas Kosachev.

Rusia yang marah dengan langkah Norwegia kemungkinan besar akan menggunakan langkah-langkah diplomatiknya yang biasa - seperti sanksi politik atau ekonomi dan pengusiran diplomat - sebagai tanggapannya.

“Rusia dan Norwegia telah menangguhkan hampir semua proyek bersama. Norwegia sendiri adalah negara yang mandiri, jadi saya tidak melihat tindakan pembalasan Rusia akan membahayakan Norwegia. Tapi tentu saja, kejadian ini akan merusak hubungan kedua tetangga itu,” kata Nikolai Doronin, ketua dewan Kantor Proyek untuk Pengembangan Arktik, seperti dikutip dari The Moscow Times.

Pada awal Mei, Oslo menutup pelabuhan dan perbatasan daratnya agar tidak ada akses bagi pengiriman Rusia. Penutupan itu dilakukan di bawah sanksi Uni Eropa yang dikenakan pada Moskow setelah invasi skala penuh Kremlin ke Ukraina.

Jika masalah transit perbatasan berlanjut, barang-barang penting untuk pekerja Rusia Svalbard harus dikirim melalui laut dari pelabuhan Murmansk Rusia.

“Tentu saja ada rute yang berbeda untuk mengirimkan kargo ke nusantara, tetapi harganya lebih mahal, terutama karena kondisi iklim yang keras, logistik sangat sulit. Itu sebabnya pihak Rusia meminta pengecualian untuk memasok orang-orangnya sendiri yang berada di wilayah terpencil itu,” kata Doronin.

Konsul Jenderal Rusia untuk Norwegia Sergei Guschin mengatakan Rusia dan Norwegia saat ini sedang mengadakan pembicaraan untuk menyelesaikan masalah pengiriman tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya