Berita

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD/Repro

Politik

Mahfud MD: Pemilu Tidak akan Pernah Selesai jika Gunakan Hukum Matematis

JUMAT, 24 JUNI 2022 | 17:07 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Semenjak adanya Mahkamah Konstitusi yang mengatur aturan pemilihan umum selalu ada perkara calon presiden yang menang ditulis curang oleh yang kalah.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengurai, pemilu pertama yang memenangkan SBY dituding curang oleh rivalnya. Sama seperti ketika Presiden Joko Widodo, dua kail menang pertarungan pemilu dituduh curang dalam kalkulasi pemilu oleh lawannya.

“Dulu saya tim suksesnya Pak Prabowo, kalah. Lalu saya diajak menggugat ke MK, saya bilang enggak. Kalau sudah kalah pasti kalah dan tidak akan ada yang bisa mengubah atau membalik kemenangan ini,” ucap Mahfud MD dalam acara Sekolah Demokrasi LP3ES, bertajuk 'Tantangan Poliitk Hukum dan Keamanan Menuju Pemilu 2024' secara virtual, Jumat (24/6).


Pihaknya menambahkan, gugatan terhadap kecurangan pemilu itu akan selalu ada. Namun, kecurangan bukan dari KPU, tapi pada selisih angka. Pasalnya, angka kecurangan yang selama ini terjadi pada pemilu tidak memengaruhi selisih dari fakta yang menang dan kalah.

"Kecurangan itu tidak pernah bisa ditunjukkan bahwa yang melakukan kecurangan itu kontestan. Yang biasanya melakukan adalah orang bawah tim sukses. Tapi, begitu dilaporkan enggak ada," sambungnya.

Dia mencontohkan, jika dalam gugatan di MK ada 10 juta suara milik pemenang dan ditemukan hanya 200 ribu suara curang, maka tidak bisa disebut kecurangan karena selisihnya terlalu besar.

"Lalu ada yang bilang begini, kalau ada kecurangan apakah tidak keseluruhannya batal? Ya enggak bisa, kalau di dalam hukum tata negara kecurangan itu pasti ada,” imbuhnya.

Apabila seluruh kandidat merasa dicurangi dalam pemilu, maka jika selisihnya sangat kecil, maka secara keseluruha tidak bisa membatalkan pemilu dan pemilu tidak akan pernah selesai dalam menghitung angka kecurangan semata.

“Oleh sebab itu, dalil di dalam pengadilan pemilu beda dengan pengadilan pidana. Kalau di peradilan pemilu itu sesuatu bisa digugat, apabila kecurangannya itu sejak awal sudah dinilai signifikan,” katanya

Contoh lain, jika terdapat selisih 10 juta suara namun pihak lawan bisa membuktikan kecurangan sebanyak 5 juta plus 1, maka bisa dimenangkan pihak lawan. Oleh karenanya, Mahfud menegaskan pemilu tidak akan pernah selesai jika semata-mata hanya kalkulasi matematika.

"Kalau itu persis menggunakan hukum matematis, pemilu tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, sejak awal pembuat undang-undang dan hakim MK itu sudah menyatakan kalau selisih itu harus signifikan,” tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya