Berita

Kapal perang China/Net

Publika

Provokasi AS Soal Taiwan Akankah Picu Perang Dunia ke-3?

SELASA, 14 JUNI 2022 | 10:25 WIB | OLEH: ACHMAD NUR HIDAYAT

MENHAN China Wei Fenghe menuduh AS (Amerika Serikat) melakukan provokasi dan tuduhan terkait Taiwan. China dituduh Menhan AS menjadi sangat agresif soal Laut China Selatan (LCS) dan Taiwan.

Dalam Pidato Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Sabtu (11/06), Masalah di kawasan LCS menjadi rumit karena sikap agresif China termasuk di dekat perairan Taiwan.

Austin mengatakan, telah terjadi peningkatan ketegangan dalam jumlah pertemuan disebabkan sikap tidak profesional China antara pesawat dan kapal China dengan negara lain.


Diketahui bahwa sebuah pesawat tempur China secara berbahaya mencegat sebuah pesawat pengintai militer Australia di wilayah Laut China Selatan pada Mei 2022 dan militer Kanada menuduh pesawat tempur China mengganggu pesawat patroli mereka saat mereka memantau penghindaran sanksi Korea Utara.

China tidak diterima dituduh seperti itu, Saat Menhan China Fenghe dalam tatap muka dengan Menhan AS Lloyd Austin, Fenghe mengatakan, "Jika ada yang berani memisahkan Taiwan dari China, tentara China pasti tidak akan ragu untuk memulai perang berapa pun biayanya.”

Menhan China juga mengatakan bahwa hubungan China-AS berada pada titik kritis dan hal tersebut tidak diinginkan China. China berharap AS fokus kepada upaya mencari perdamaian dan stabilitas dan meminta Amerika Serikat untuk memperkuat solidaritas.

Wei menegaskan bahwa China mendukung pembicaraan damai dan menentang 'penyediaan senjata dan penerapan sanksi maksimum'.

"Apa akar penyebab krisis ini? Siapa dalang di balik ini? Siapa yang paling dirugikan? Dan siapa yang paling diuntungkan? Siapa yang mempromosikan perdamaian dan siapa yang menambahkan bahan bakar ke api? Saya pikir kita semua tahu jawabannya untuk pertanyaan-pertanyaan ini," kata Wei.

Sikap Keras China Terhadap Provakasi AS Bisa Picu Perang Dunia III


Pidato Menhan China Wei Fenghe tersebut mengisyaratkan China siap berperang untuk mempertahankan Taiwan sebagai salah satu provinsinya, bukan sebagai negara merdeka yang didukung barat.

Dalam perspektif perang, sebelum perang berlangsung soal Taiwan, Perang China dengan negara sekutu AS umumnya didahulu dengan perang proxy terlebih dahulu di suatu tempat yang bernama LCS.

Jadi negara-negara yang berada pada lintas LCS adalah negara yang akan terkena colleteral damage (dampak kerusakan parah) dari perang proxy tersebut.

Untuk menghindari tersebut, negara dikawasan LCS yang meliputi Indonesia, Filipina, Malaysia dan negara ASEAN lainnya harus berusaha semaksimal mungkin menghindari perang bila tidak mau terkena dampak buruk dari perang.

Indonesia seharusnya menjadi negara yang paling berkepentingan di ASEAN, Indonesia seharusnya mampu menghentikan ketegangan dan menginisiasi suatu sikap bersama ASEAN bahwa ASEAN tidak mau menjadi colloteral damage dari perang proxy China vs Barat.

Agar Indonesia terhindar dari dampak colleteral damage maka dari sekarang harus menghindari ketergantungan dari negara-negara yang bertikai agar tidak masuk dalam jebakan proxy war dengan cara meningkatkan kemandirian sebagai negara terutama di sektor ekonomi terutama pangan dan energi.

Penulis adalah Kepala Studi Ekonomi Politik LKEB UPN Veteran Jakarta, yang juga Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya