Berita

Polda Metro Jaya rilis kasus pembunuhan di Tangerang gara-gara nonton video porno/Ist

Publika

Pembunuhan Legok dalam Perspektif Psikologi

JUMAT, 03 JUNI 2022 | 15:54 WIB | OLEH: DJONO W OESMAN

PEMBUNUHAN bisa sebab sepele. Dua pria S (60) dan SY (35) nonton video porno di rumah S di Tangerang, Minggu (29/5). S bilang ingin ngeseks dengan kakak perempuan SY, bayar Rp 300 ribu: "Maukah?" Lalu S dibunuh SY.

"Itu pengakuan tersangka S dari hasil penyidikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan di jumpa pers, Kamis (2/6). Masih disidik lebih dalam motifnya.

Hasil penyidikan, kronologi demikian: Minggu (29/5) malam, SY ke rumah S di Legok, Tangerang, Banten. Mereka bertetangga, sebelahan rumah. Diduga mereka sudah janjian. Nonton video porno di situ. Tidak ada orang lain di rumah itu.


Kombes Zulpan: "Korban S lalu bicara ke pelaku SY. S niat berhubungan seks dengan kakak perempuan pelaku: Mau enggak Rp 300 ribu, dipakai? Lantas pelaku marah. Mereka cekcok. Berantem."

Kebetulan di lokasi ada kapak. SY memukul kepala S dengan itu. Langsung ambruk. Tapi masih terjadi perkelahian. "Korban melawan. Tapi SY terus memukul S dengan kapak."

Setelah S tak bergerak, SY bingung. Ia menggeledah rumah, menemukan karung. Tubuh S dikarungkan. Lalu dipikirkan pembuangannya. Ada kubangan air bekas galian pasir, membentuk danau, tak jauh dari situ.

SY memanggil tetangganya, pemuda MYM (18). Mereka lantas memberi pemberat besi pada karung. Akhirnya mereka mengangkat karung, dibuang ke danau. Tenggelam.

Selasa, 31 Mei 2022 sore karung berisi mayat ditemukan warga setempat. Diidentifikasi polisi, itu jenazah S. Polisi menyelidiki. Mengerahkan banyak personel.

Rabu, 1 Juni 2022 sekitar pukul 10.00 SY ditangkap polisi di rumahnya. Menyusul, MYM ditangkap pula. "Kedua tersangka kami tangkap tidak sampai 24 jam dari saat penemuan mayat," kata Zulpan.

Para pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. "Pelaku terancam hukuman mati, atau penjara seumur hidup," pungkas Zulpan.

Sesederhana itu penyebab pembunuhan. Tanpa mengabaikan, bahwa kata-kata korban bisa ditafsirkan sebagai pelecehan verbal berat, tapi sesederhana itu. Orang bisa gelap mata, membunuh.

Walaupun, dari pasal yang diterapkan penyidik, pembunuhan berencana, berarti ada hal yang tidak diungkap penyidik di jumpa pers. Artinya, ada latar belakang kisah di balik obrolan S - SY saat nonton video porno. Juga terkait pelaku pembantu, MYM, dikenakan pasal sama.

Cendikiawan Inggris, Robert Burton (1577 – 1640) dosen ilmu saraf Oxford University, Inggris, dalam bukunya "The Anatomy of Melancholy" (1621) dijadikan rujukan banyak kriminolog, tentang penyebab orang membunuh orang lain.

Di buku itu disebutkan, belum ada ilmu yang mengungkap, apa penyebab spesifik orang membunuh. Disebutkan, secara umum penyebabnya adalah emosional yang meledak.

Profesor David Buss, guru besar psikologi di University of Texas-Austin, dalam bukunya "The Murderer Next Door: Why the Mind is Design to Kill" (2006) senada dengan buku Robert Burton. Yakni: penyebab mendasar adalah emosional.

Prof Buss dalam bukunya adalah hasil riset. Jumlah responden 5.000 orang pria wanita proporsi seimbang. Usia responden 20 – 60 tahun. Yang menarik adalah ini:

Dari responden, 91 persen pria dan 84 persen wanita, di sepanjang hidupnya, pernah berpikir membunuh orang. Cuma berpikir, atau membayangkan.

Ketika membayangkan membunuh, ia sedang diliputi rasa tidak suka yang parah terhadap orang yang ditarget bunuh. Sampai di sini, unsur emosional dari Robert Burton, masuk. Terpakai.

Tapi, dari sekian responden yang membayangkan akan membunuh, rata-rata hanya sekitar 1 persen yang benar-benar melaksanakan pembunuhan. Artinya, mayoritas tidak mewujudkan niat mereka.

Diperdalam lagi, mengapa yang 1 persen itu benar-benar membunuh? Dijawab, bahwa yang bersangkutan sudah punya masalah psikologis sebelum melaksanakan pembunuhan.

Digambarkan, orang yang mengemudi mobil di kemacetan lalu lintas, sedikit atau banyak, sudah diliputi stress. Ketika di kemacetan lalu lintas itu ada orang yang melakukan suatu tindakan menjengkelkan, maka meningkatkan stress.

Itu belum cukup memicu tindakan pembunuhan. Tapi, jika orang yang bersangkutan punya problem pribadi yang rumit, misalnya, sedang dalam proses perceraian, atau sedang ditagih utang, maka tingkat stress naik lagi.

Itu juga belum menghasilkan pembunuhan. "Pembunuhan terjadi, jika yang bersangkutan merasa hidupnya terancam oleh korban. Dan, ancaman tampak nyata," tulis Prof Buss dalam bukunya.

Di kasus Tangerang, kejadiannya terlalu sederhana untuk menghasilkan pembunuhan. Maka, tugas polisi mengungkap latar belakang motif secara lebih spesifik.

Pengungkapan motif, untuk setiap kejahatan, jadi pelajaran bagi masyarakat. Agar terhindar dari kejahatan.

Penulis adalah Wartawan Senior

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya