Berita

Tokoh senior DR. Rizal Ramli/Net

Politik

Urai 3 Faktor Kondisi Objektif Indonesia, RR: Sudah Matang, Perubahan akan Terjadi

JUMAT, 03 JUNI 2022 | 08:59 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sejarah telah mengajarkan pada umat manusia bahwa perubahan merupakan hal yang tidak bisa terelakan dari perjalanan kehidupan. Perubahan bisa terjadi dengan mudah tergantung pada kondisi objektif yang ada.

“Jika kondisi objektifnya belum matang, maka tidak akan terjadi apa-apa. Kalau kondisi objektifnya sudah matang, maka perubahan akan terjadi,” ujar tokoh senior DR. Rizal Ramli kepada wartawan, Jumat (3/6).

Menurutnya, kondisi objektif di tanah air saat ini sudah terbilang matang, sehingga perubahan tinggal menunggu waktu saja. Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu lantas mengurai 3 alasan mengapa kondisi objektif sudah bisa disebut matang.

Faktor pertama adalah kondisi perekonomian rakyat golongan menengah ke bawah, yang terus menerus mengalami kesusahan. Bertubi-tubi kelompok ini mendapat musibah. Mulai dari diberhentikan kerja saat ada pandemi, harga-harga kebutuhan pokok dan bahan bakar melonjak, hingga pungutan pajak yang ikut meningkat.

“Pendapatan yang naik besar hanya untuk oligarki yang menguasai mineral, tambang, sawit,” ujarnya.
 
Faktor kedua adalah kondisi pemerintah yang mengalami kesulitan likuiditas karena terus mengejar proyek-proyek besar. Teranyar proyek pemindahan ibukota negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Rizal Ramli mengingatkan bahwa dibalik semangat proyek luar biasa itu, ada potensi mark-up dari setiap proyek tersebut. Perkiraannya, minimum ada 20 persen, yang menjadi bancakan para pejabat, tanpa peduli bagaimana membayar utang untuk proyek-proyek tersebut.

“Pembangunan tanpa perencanaan yang matang dan cenderung ugal-ugalan. Akibatnya, semua harus dinaikkan. Tarif, pajak, listrik, dan semua hal harus dinaikkan untuk menutupi kondisi keuangan negara yang memang berat ini,” tegasnya.

Adapun faktor yang ketiga adalah tentang anggapan dunia pada rezim Indonesia saat ini. Ada yang melihat Indonesia sudah menjadi negara yang pro pada China. Ada juga yang melihat Indonesia sudah semi otoriter dan tidak mampu selesaikan masalah dasar kebutuhan rakyatnya.

“Kalau 3 faktor itu digabung, maka perubahan akan terjadi karena kondisi objektifnya sudah matang,” tutup pria yang akrab disapa RR tersebut.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya