Berita

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto/Net

Publika

Harapan Rakyat kepada Megawati dan Prabowo

OLEH: ANTHONY BUDIAWAN*
KAMIS, 02 JUNI 2022 | 12:47 WIB

PASANGAN capres dan cawapres Megawati dan Prabowo kalah pada Pilpres 2009. Sejak itu keduanya menjadi oposisi pemerintahan SBY, hasilnya cukup menakjubkan.

Sebagai oposisi, kekuatan politik Megawati dan Prabowo terus menguat. Hasilnya, perolehan suara PDIP dan Gerindra melonjak pada Pileg 2014, masing-masing mendapat 18,68 persen (dari 14,03 persen) dan 11,81 persen (dari 4,46 persen).

Kemudian keduanya pisah pada Pilpres 2014. Prabowo maju sebagai capres, berpasangan dengan Hatta Rajasa.

Prabowo Dikhianati, Kemudian Digembosi


Ada yang berpendapat Prabowo seharusnya menang pada Pilpres 2014, tapi dikhianati. Mungkin maksudnya dicurangi. Hal seperti ini pernah dikeluhkan oleh Megawati dan Prabowo, juga JK-Wiranto pada Pilpres 2009. Bisa saja keluhan kecurangan ini benar. Kemudian, ada juga yang klaim Prabowo harusnya juga menang di Pilpres 2019, tapi juga dikhianati.

Artinya, Gerindra dan Prabowo sudah menjadi kekuatan politik yang riil, ancaman bagi partai politik manapun. Perolehan suara Golkar memang masih besar, tetapi tidak ada capres yang mumpuni. Gerindra dengan Prabowo melampaui Golkar dan juga Demokrat yang mulai tenggelam sejak 2014 hingga sekarang.

Oleh karena itu, Prabowo dan Gerindra harus digembosi. Bahaya.

Makanya, Prabowo ditarik ke dalam kabinet 2019 sebagai Menhan. Tujuannya agar pendukung Prabowo marah, dan perolehan suara Gerindra turun. Gerindra digembosi.

Apakah berhasil? Kita lihat Pilpres 2024 nanti. Yang pasti, Prabowo secara pribadi akan kehilangan banyak dukungan untuk menjadi capres lagi, karena para pendukungnya merasa kecewa ditinggal dengan bergabungnya Prabowo ke dalam lingkaran kekuasaan.

Dalam 2 periode kekuasaan Jokowi dengan para sponsor pendukungnya, Indonesia terlihat tidak menjadi lebih baik. Bahkan terjadi kemunduran secara umum.

Selain itu, perseteruan kubu Jokowi dengan Megawati juga terlihat semakin runcing. Kalau terus merasa dikhianati, antara lain mencalonkan Ganjar sebagai capres, Megawati sepertinya tidak akan pernah bisa memaafkan Jokowi, seperti Megawati tidak pernah bisa memaafkan SBY.

Untuk itu, Megawati harus berani melakukan koreksi atas “kesalahan” 2 periode ini. Harus kembali ke partai rakyat yang memikirkan rakyat bawah, bukan memperkaya orang yang sudah kaya (oligarki), kembali menjadi nasionalis sejati.

Kombinasi PDIP dan Gerindra akan bisa membuat perubahan signifikan bagi bangsa dan negara. Megawati dan Prabowo harus ikhlas menjadi kingmaker, mengambil calon presiden yang benar-benar nasionalis, demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Rakyat Indonesia berdoa agar semua itu bisa terjadi.

*Penulis adalah Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS)

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Pangkas Anggaran Kementerian, Prabowo Lebih Peduli Rakyat Kecil

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:30

Bursa Asia Menguat di Selasa Pagi

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:22

Guncangan Politik Rumania, Presiden Klaus Iohannis Pilih Mundur

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:19

Butuh 15 Regulasi Kewenangan Khusus Pasca Status Berubah Jadi DKJ

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:17

Jokowi Harusnya Tak Olok-olok SBY soal Hambalang

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:14

Kebijakan Trump Bikin Dolar AS Menguat di Selasa Pagi

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:05

Bursa Eropa Sumringah, Indeks Utama Kompak Naik

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:42

Menuju Bahaya Oligarki

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:29

Saham-saham Teknologi Melonjak, Bursa AS Ditutup Menghijau

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:18

Mbak Ita dan Suaminya Dikabarkan Kembali Diperiksa Hari Ini

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:10

Selengkapnya