Berita

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov/Net

Dunia

Peskov: Krisis Pangan Global Bukan Salah Rusia, Melainkan Sanksi yang Dijatuhkan kepada Moskow

SELASA, 24 MEI 2022 | 08:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tak terima kerap disalahkan atas terjadinya krisis pangan global saat ini, Rusia akhirnya angkat bicara dan membela diri.

Disampaikan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (23/5), bawa krisis saat ini terjadi bukan karena kesalahan Rusia, melainkan akibat sanksi yang salah yang dijatuhkan ke negara itu.

"Sanksi yang dijatuhkan kepada Moskow adalah penyebab sebenarnya dari krisis pangan global yang mengancam, ini bukan kesalahan Rusia," kata Peskov kepada wartawan, seperti dikutip dari RT, Selasa (24/5).

Dalam pernyataannya, Peskov mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin setuju dengan pendapat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa ada risiko kelaparan global.

“Itu benar. Tetapi ketika berbicara tentang gandum, Presiden mengatakan bahwa sanksi dan pembatasan yang dikenakan kepada Rusia adalah menyebabkan keruntuhan yang sekarang kita saksikan," ungkap Peskov.

AS, Inggris, Uni Eropa dan banyak negara lain telah menjatuhkan hukuman berat kepada Rusia sebagai tanggapan atas operasi militernya di Ukraina. Menurut Guterres, serangan Rusia di negara tetangga itu telah menambah masalah yang sudah mempengaruhi situasi di pasar pangan, yaitu perubahan iklim dan dampak dari pandemi Covid-19.

Guterres sudah meminta Moskow untuk berhenti memblokir ekspor makanan dari pelabuhan Ukraina, tetapi pada saat yang sama menjelaskan bahwa pupuk dan produk makanan dari Rusia harus diizinkan untuk mencapai pasar dunia tanpa hambatan.

Peskov mencatat bahwa baik Rusia maupun Ukraina selalu menjadi pengekspor biji-bijian yang dapat diandalkan dan bahwa Moskow sama sekali tidak mencegah Kiev mengekspor biji-bijian ke Polandia dengan kereta api. Dia juga menekankan bahwa ketika Polandia mengirim kereta api dengan senjata ke Kiev, tidak ada yang mencegah mereka mengekspor gandum kembali dengan kereta yang sama.

Mengenai transportasi laut, juru bicara Kremlin menuduh pasukan Ukraina menanam ranjau laut di Laut Hitam. Menurut Peskov, tindakan seperti itu membuat perdagangan dan pengiriman hampir tidak mungkin terjadi dan tindakan khusus perlu diambil untuk melanjutkan navigasi.

“Dan kalau soal jalur alternatif, sekali lagi, kami bukan sumber masalah yang menyebabkan ancaman kelaparan dunia. Sumber masalah ini adalah mereka yang menjatuhkan sanksi, dan sanksi itu sendiri,” klaim Peskov.

Juga pada hari Senin, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko mengatakan bahwa tuduhan bahwa Moskow memblokir ekspor gandum Ukraina di pelabuhan Laut Hitam, sehingga menyebabkan defisit di pasar gandum sebagai sebuah spekulasi belaka.

"Semua tindakan pembatasan yang diberlakukan terhadap ekspor Rusia harus dibatalkan," kata Rudenko.

Mengingat Rusia dan Ukraina adalah pemasok gandum utama, menyumbang sekitar 30 persen dari ekspor global, harga telah meningkat secara signifikan sejak peluncuran serangan militer Rusia dan sanksi berikutnya yang dikenakan pada Moskow.

Fakta bahwa Rusia, Ukraina, dan Belarusia adalah pemimpin dalam produksi pupuk juga memperburuk situasi di pasar pangan global – sesuatu yang disebutkan oleh Guterres dan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya