Berita

Ketua Gerakan Reformasi Politik (Gerpol) Indonesia, Andrianto/Net

Politik

Andrianto: 24 Tahun Reformasi, Puncaknya Oligarki Berkuasa

MINGGU, 22 MEI 2022 | 19:22 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Di usia 24 tahun reformasi, Indonesia dianggap kembali pada paham yang mengagungkan hegemoni atau hegemonisme yang otoriter dengan senjata pukulnya adalah Undang Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Akibat dari senjata pukul UU ITE, banyak para ulama, aktivis, rakyat kecil dan tokoh lainnya yang dipenjarakan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Gerakan Reformasi Politik (Gerpol) Indonesia, Andrianto yang juga merupakan pelaku reformasi 1998. Menurut Andrianto, musuh utama reformasi adalah kekuasaan yang hegemonisme, sehingga negara begitu kuat mencengkram hingga menjadi otoriter.

"Dulu perangkat hukumnya UU Subversi dan pasal karet Hatzai Artikelen Pasal 134/136 KUHP, tidak terhingga aktivis yang dipenjara termasuk penulis. Akhirnya akumulasi krisis moneter yang melanda Asia hingga menghukum para 'macan asia' termasuk Indonesia tersingkapnya budaya KKN yang parah," ujar Andrianto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (22/5).


Kata Andrianto, setelah rezim Orde Baru (Orba) tumbang, reformasi sudah berusia 24 tahun. Pendapat Andrianto, setelah tujuh tahun Jokowi berkuasa yang terjadi justru hegemonistik yang otoriter dengan senjata pemukulnya UU ITE dan UU 1/1946.

Argumentasi Andrianto, dalam 7 tahun terakhir sudah tidak terhitung lagi banyaknya aktivis yang masuk penjara.

"Misalnya Habib Rizieq Shihab, Ratna Sarumpaet, Syahganda, Jumhur Hidayat, Akbar Husin, Jalih Pitung, Rijal Kobar dan lain-lain. Belum lagi yang ditangkap dan disiksa aparat namun tidak berlanjut ke persidangan dalam peristiwa tragedi Bawaslu Mei 2019, demo penolakan UU KPK, UU Omnibus law dan lain-lain," beber Andrianto.

Bahkan kata Andrianto, di era Jokowi, ada upaya ingin mengamandemen UUD 1945 untuk memuluskan misi perpanjangan jabatan presiden.

Yang lebih ironi kata Andrianto, dugaan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Indonesia subur kembali menyentuh ke keluarga terdekat Presiden Jokowi. Ia kemudian mengungkapkan dugaan KKN yang sudah dilaporkan oleh aktivis 98 yang juga Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Yang miris para cukong dan taipan berwujud oligarki sudah ikut cawe cawe di balik adanya policy UU Minerba, pengerukan SDA semisal Batubara, Nikel, Bauksit dan lain-lain. Termasuk ngototnya IKN ada bau amis oligarki," terang Oligarki.

Akan tetapi kata Andrianto, kualitas demokrasi Indonesia tidak semakin baik. Hal itu dapat terlihat dengan ngototnya rezim untuk mempertahankan Presidential Threshold (PT) 20 persen.

"Biaya Pemilu pun makin selangit sudah di putus Rp 76 triliun. Angka yang besar 40 kali lipat biaya Pemilu 99 yang masih terbaik setelah Pemilu 1955. Kini rakyat berharap ada kekuatan perubahan yang bisa kembali meluruskan reformasi yang makin tergerus di era Jokowi ini," tutur Andrianto.

"Di tengah ancaman krisis ekonomi yang kian jelang, semoga bisa terwujud sehingga pemilu bisa selekasnya dengan aturan main yang kontributif terhadap kemauan rakyat yang ingin presiden tidak lagi modal pencitraan yang disokong oligarki. Harus terwujud dengan nol persen PT dan penyelenggaran pemilu seperti tahun 99 ada wakil parpol. Kalau bisa cepat makin baik kenapa tidak?" pungkas Andrianto.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya