Berita

Tokoh muda Papua, Kenius Kogoya/RMOLPapua

Politik

Kenius Kogoya: Setop Bicara Pemekaran Papua, Banyak Rakyat Jadi Korban

JUMAT, 20 MEI 2022 | 09:54 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pemekaran di wilayah Papua yang sudah diputuskan pemerintah dan DPR RI melalui pengesahan UU Otonomi Khusus (Otsus) diharap tak lagi menjadi perdebatan di antara masyarakat setempat.

Tokoh muda Kenius Kogoya mengatakan, pemekaran Papua merupakan urusan pemerintah yang harus disikapi secara bijak oleh masyarakat Papua. Sebab, dia melihat belakangan terdapat sejumlah gerakan bernama Pro Papua Merdeka yang menolak keputusan pemekaran.

Fatalnya, dia mendapati wacana-wacana yang dibawa kelompok itu ikut digaungkan kaum pemuka agama di sana, seperti pendeta.


"Saya berharap supaya semua Hamba Tuhan itu hanya bicara Firman Tuhan saja. saat ini banyak pendeta-pendeta kita yang salah memanfaatkan posisi, jabatan, kemudian bicara soal pemekaran. Pro Papua Merdeka ini setop, setop bicara soal itu," ujar Kenius seperti dilansir Kantor Berita RMOLPapua, Kamis (19/5).

Kenius yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum (Sekum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua ini berharap, para pendeta di Papua cukup menjalankan tugasnya sebagai Hamba Tuhan atau penyiar ajaran agama.

Menurutnya, setiap urusan sudah ada pembagiannya masing-masing, termasuk soal pemekaran Papua yang menjadi bagian dari urusan politik yang dijalankan oleh pemerintah.

"Kami lihat banyak hamba-hamba Tuhan yang memposisikan salah, dalam hal kaitan dengan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan, bicara pengajaran firman Tuhan teologi bicara itu saja," imbau Kenius.

"Biarkan nanti pemerintah mengurus pemerintah, negara mengurus negara, masyarakat mengurus dirinya dengan apa yang sudah Tuhan berikan, pemuda mengurus pemuda dan segala macam, jadi sudah jalan sesuai dengan rel apa yang sudah Tuhan percayakan," sambungnya.

Lebih lajut, Kenius mengajak semua masyarakat termasuk organisasi gereja di Bumi Cendrawasih untuk tak lagi menyoal masalah pemekaran. Karena, hal tersebut justru bakal memberikan dampak yang semakin besar.

"Untuk semua organisasi gereja yang ada di tanah Papua, setop bicara-bicara mendukung pemekaran atau mendukung Papua merdeka, akibat dari itu kami rakyat Papua banyak yang jadi korban," tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya