Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan saat memunculkan poros bersatu/Net
Tiket untuk maju ke panggung Pilpres 2024 sudah dimiliki poros Koalisi Indonesia Bersatu yang diisi Partai Golkar, PPP, dan PAN. Hanya saja, kelanggengan gerbong ini masih akan diuji.
Begitu pendapat Direktur Eksekutif Median Rico Marbun, menanggapi peluang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melesat di panggung Pilpres bersama poros Koalisi Indonesia Bersatu.
"Keuntungan koalisi itu untuk Airlangga, pertama, secara total gabungan partai itu sudah cukup untuk menjadi tiket capres. Kedua, di antara tiga partai itu posisi Golkar ketimbang yang lain lebih besar
share-nya," ujar Rico saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/5).
Dengan tingkat elektabilitas dan capaian kursi yang diperoleh di pemilu sebelumnya dominan dimiliki Golkar, Rico meyakini Airlangga akan mendapat dukungan untuk maju sebagai capres.
Maka dari itu, secara matematis Rico melihat ambang batas pencalonan presiden
(presidential threshold) 20 persen paling banya disumbang oleh Partai Golkar, sementara PPP dan PAN hanya melengkapi.
“Artinya otomatis secara matematika koalisi, PPP dan PAN mesti siap-siap jadi wapres, jika dibandingkan dengan perolehan suara Golkar di pemilu lalu," tuturnya.
Meski begitu, Rico masih belum yakin PAN dan PPP memiliki tingkat loyalitas yang cukup tinggi terhadap poros Koalisi Bersatu ini, mengingat posisi Golkar yang lebih dominan.
"Pertanyaannya, apa iya PAN dan PPP mau hanya jadi cawapres? Dan seberapa langgeng koalisi ini bertahan?" tandasnya.