Berita

Presiden Recep Tayyip ErdoÄŸan/Net

Dunia

Tolak Keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO, Erdogan: Negara Nordik adalah Rumah bagi Organisasi Teroris

SABTU, 14 MEI 2022 | 06:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Turki ikut menyoroti langkah Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Bagi Turki, ada banyak resiko bila keduanya bergabung. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, itu sebabnya Turki tidak mungkin mendukung keanggotaan dua negara tersebut ke dalam NATO.

Pernyataan Erdogan muncul saat  parlemen Swedia mengatakan bahwa dengan bergabungnya Swedia akan mengurangi risiko konflik di Eropa utara. Parlemen Finlandia juga mengungkapkan pihaknya bertujuan untuk bergabung dengan aliansi demi keamanan bersama.

Finlandia dan Swedia telah lama menjalin kerja sama dengan NATO meskipun belum menjadi anggota. Selama ini mereka merasa tidak perlu bergabung dengan aliansi tersebut karena hanya akan meningkatkan provokasi dengan Rusia. Namun, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu, kedua negara berubah pikiran.

Turki telah menjadi anggota NATO sejak 1952. Keanggotaannya tetap menjadi landasan kebijakan luar negerinya terhadap negara-negara barat.

"Kami mengikuti perkembangan situasi dengan Finlandia dan Swedia, tetapi kami tidak memiliki pandangan positif (tentang keanggotaa keduanya). Negara-negara Nordik adalah rumah bagi organisasi teroris," kata Erdogan, mengacu pada Partai Pekerja Kurdistan, yang dilarang di Turki, yang sejauh ini banyak ditampung di negara-negara Nordik seperti Partai Pekerja Kurdi, atau PKK, dianggap Turki sebagai kelompok teroris.

Dia juga merujuk penerimaan NATO atas Yunani sebagai anggota pada 1952 sebagai sebuah kesalahan.

Turki dan Yunani adalah saingan lama dan telah berperang dalam konflik satu sama lain bahkan sebagai anggota NATO.

“Kami tidak ingin mengulang kesalahan yang sama," tekan Erdogan. Menambahkan bahwa para 'teroris' bahkan menjadi anggota parlemen di beberapa neraga di kawasan itu.

Swedia memiliki diaspora Kurdi yang besar, dan warga Swedia terkemuka asal Kurdi saat ini termasuk enam anggota parlemen.

Namun begitu, Turki belum memberikan bukti untuk klaim bahwa anggota parlemen memiliki hubungan dengan PKK atau kelompok serupa di luar Swedia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya