Berita

Ketum PKB, Cak Imin dan Ketum PBNU Gus Yahya/RMOL

Politik

Cegah Dampak Konflik Makin Nyata, Cak Imin dan Gus Yahya Harus Menahan Ego Pribadi

SABTU, 14 MEI 2022 | 06:06 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Jika ingin memenangkan pertarungan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang, perseturuan terbuka antara Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf disarankan untuk segera dihentikan.

Direktur Eksekutif Indostrategic A. Khoirul Umam mengatakan untuk mencegah konflik politik semakin curam, Cak Imin dan Gus Yahya harus segera melakukan komunikasi politik.

Pandangan Umam, kedua tokoh bukan hanya membangun komunikasi, tetapi harus benar-benar menahan ego pribadinya.


"Perbaikan komunikasi politik antara Cak Imin dan Gus Yahya perlu segera dilakukan. Masing-masing juga harus menahan ego pribadi," demikian kata Umam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (14/5).

Dalam pandangan Umam, nahdliyin yang ada di PKB dan NU harus fokus dalam menguatkan konsolidasi organisasi dan politik berupa pemilihan umum tahun 2024 mendatang.

 "Dengan fokus pada agenda penguatan organisasi yang dipimpinnya masing-masing, yakni PBNU dan PKB," pungkasnya.

Ketegangan politik PKB dan PBNU bermula dari pernyataan Gus Yahya bahwa PBNU tidak ingin NU dijadikan alat politik PKB. Pernyataan Gus Yahya itu mengarah pada kondisi kepemimpinan sebelumnya yang nampak mesra dalam menjalankan setiap operasi politik.

Beberapa hari lalu, Cak Imin menegaskan bahwa segala pernyataan Gus Yahya tentang PKB tidak akan memberikan pengaruh apa-apa.

Kata Cak Imin, berdasarkan hasil riset beberapa lembaga, para pendukung dan pemilik PKB adalah masuk kategori paling loyal. Keyakinan Cak Imin 13 juta pemilih PKB tidak akan berkhianat pada PKB.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya