Berita

Mantan Direktur CNI, Paz Esteban/Net

Dunia

Dipecat Gegara Skandal Pegasus, Benarkah Bos Intelijen Spanyol Hanya Dijadikan Kambing Hitam?

JUMAT, 13 MEI 2022 | 08:52 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemecatan Paz Esteban, perempuan pertama yang menjadi kepala Pusat Intelijen Nasional (CNI) masih menyisakan tanda tanya. Lantaran banyak pihak meyakini ia dipecat sebagai kambing hitam atas skandal spyware Pegasus.

Pemecatan Esteban diumumkan oleh Menteri Pertahanan Margarita Robles pada Selasa (10/5), seperti dikutip BBC.

"Anda berbicara tentang pemecatan, saya berbicara tentang penggantian," ujarnya kepada wartawan.

Esteban yang berusia 64 tahun telah bekerja di CNI selama hampir 40 tahun. Pada 2019, ia didaulat sebagai pemimpin badan intelijen tersebut.

Setelah pemecatannya, Esteban akan digantikan oleh Wakil Menteri Pertahanan Esperanza Casteleiro.

Pemecatan Esteban dilakukan di tengah kecaman terhadap CNI karena perannya dalam memata-matai kelompok separatis Catalan. Di antara mereka yang ditargetkan adalah Presiden Catalan Pere Aragon.

Bulan lalu, lebih dari 60 tokoh separatis Catalan menuduh pemerintah Spanyol memata-matai ponsel mereka, menyusul pengungkapan oleh pusat penelitian Citizen Lab di Kanada.

Kemudian muncul laporan bahwa Perdana Menteri Pedro Sanchez, Menhan Robles, dan Menteri Dalam Negeri Fernando Grande-Marlaska juga ikut menjadi sasaran mata-mata yang menggunakan perangkat lunak buatan perusahaan Israel, Pegasus.

Ponsel Shanchez diretas dua kali pada Mei 2021 dan para pejabat mengatakan setidaknya ada satu kebocoran data darinya.

Di hadapan parlemen pada pekan lalu,  Robles mengatakan agen intelijen selalu bertindak sesuai hukum dan 18 separatis Catalan telah dimata-matai dengan persetujuan pengadilan.

Sementara itu, kritikus mengatakan Esteban disingkirkan hanya sebagai kambing hitam agar partai-partai pro-kemerdekaan tidak melakukan aksi protes.

Spyware Pegasus dikembangkan oleh perusahaan swasta NSO Group yang berbasis di Israel dan dapat menginfeksi iPhone dan ponsel Android. Data dapat diekstraksi dan kamera serta mikrofon dapat diaktifkan secara diam-diam untuk merekam panggilan.

NSO mengatakan Pegasus dimaksudkan untuk digunakan melawan penjahat dan teroris dan hanya tersedia untuk negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang baik.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya