Berita

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani saat mendampingi Prabowo bertandang ke kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri/RMOL

Politik

Soal Pertemuan Mega dan Prabowo, Ahmad Muzani: Menyambung Temali yang Pernah Tersambung

SELASA, 03 MEI 2022 | 06:00 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pertemuan antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merupakan upaya untuk menyambung kembali tali temali yang sebelumnya pernah tersambung.

“Hubungan yang cukup akrab kedua tokoh juga hubungannya secara pribadi dan keluarga juga cukup bagus sehingga pertemuan hari ini ya di hari lebaran ini menyambung sesuatu yang memang tali temalinya sudah pernah tersambung,” kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani kepada wartawan di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin sore (2/5).

PDIP dengan Gerindra pada Pemilu 2009 yang lalu sempat berkoalisi dengan mengusung Megawati-Prabowo menjadi pasangan capres-cawapres. Ketika itu, Mega dan Prabowo menandatangani perjanian Batu Tulis. Salah satu isi kesepakatannya ialah PDIP mendukung Prabowo saat Pilpres 2014, namun bukan malah mendukung Prabowo, PDIP justru mengusung Joko Widodo sebagai capres.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs, Khoirul Umam berpendapat, kedatangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam mementum Idulfitri 1443 hijriah tidak bisa dimaknai sebatas hanya silaturahmi biasa.

Anam mengulas, bahwa saat ini hampir di semua survei, elektabilitas Prabowo di sejumlah lembaga survei masih memuncaki klasemen hingga saat ini, dua tahun menjelang Pilpres 2024 mendatang.

Di sisi lain, kata Anam, meskipun elektabilitas Puan masih tergolong rendah, namun Puan memegang kunci kekuatan politik besar PDIP yang per hari ini masih konsisten memuncaki survei Parpol jelang 2024 mendatang.

Bagi Anam inilah momentum jika Megawati ingin melakukan regenerasi secara smoot, yakni dengan mendorong Puan untuk bertarung di arena Pilpres 2024.

“Langkah mendorong Puan tampil di Pilpres 2024 adalah pilihan tepat. Sebab, Megawati masih bisa menjadi mentor, sekaligus masih tetap bisa mengawasi pergerakan mesin politik partainya,” kata Doktor Ilmu Politik dari The University of Queensland, Australia ini.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya