Ketua KPK RI Firli Bahuri (kanan) usai menyaksikan pelantikan Pengurus Daerah Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Lampung di Bandar Lampung, Sabtu (23/4)./RMOL
Berbagai permintaan yang disampaikan baik lewat pemberitaan maupun aksi unjuk rasa di depan Kantor KPK RI di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, tidak luput dari perhatian Firli Bahuri.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI itu menegaskan bahwa KPK akan terus bekerja sesuai ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan. KPK memegang teguh dan menjalankan asas-asas pelaksanaan tugas pokok bukan karena desakan, opini, mimpi atau halusinasi.
“Penegakan hukum nyata bukan ilusi atau misteri. KPK pun bekerja bukan karena pesanan. Tapi diuji dengan kebenaran, kecukupan bukti yang semua hasil kerja KPK diuji di peradilan,†ujar Firli Bahuri dalam penjelasannya kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Jumat pagi (29/4).
Dia memahami bahwa masa depan tergantung pada apa yang kita kerjakan hari ini. Dengan keterbukaan dan kebebasan semua bisa bersuara, bahkan suara yang dulu tidak pernah terdengar sekalipun kini terdengar keras dan nyaring.
Firli Bahuri juga mengatakan, dirinya tidak memiliki kepentingan dan tidak sedang bermain politik. Dia dan seluruh jajaran KPK RI kerja sesuai fakta hukum dan bukti yang cukup. Pihaknya tidak akan pernah menetapkan seseorang sebagai tersangka tindak pidana korupsi tanpa bukti yang cukup.
“Jangan pernah mengulangi kekeliruan masa lalu seperti Syafrudin Arsyad Temenggung bebas. Sofyan Basir bebas. Dan Samin Tan bebas,†sambungnya.
“Sekali lagi kita akan terus bekerja sampai Indonesia bebas dan korupsi. Ini hal penting dan fundamental. Saya bukan politisi, bukan pemilik parpol dan bukan kader parpol. Saya hanya orang kampung, anak petani miskin yang memiliki semangat mengabdikan diri membebaskan NKRI dari praktik korupsi,†lanjut Firli Bahuri.
Firli Bahuri yakin, bila Indonesia bebas dari korupsi maka kesulitan yang dihadapi rakyat, baik petani, nelayan, perawat, bidan, guru honorer, buruh, dan sebagainya dapat diatasi.
“Mereka hanya ingin mudah dapat kerja, bisa memenuhi kebutuhannya, bisa menyekolahkan anak-anaknya,†masih katanya.
Firli juga mengatakan, dirinya sangat merasakan betapa beratnya beban yang dialami kelompok buruh yang bekerja membanting tulang untuk memompa hasil produksi dan menyambung kehidupan generasi bangsa. Melalui kerja-kerja kaum buruhlah ekonomi bergerak dan pertumbuhan meningkat.
“Harapan mereka hanyalah mereka dapat bertahan dan sanggup menghadapi hidup serta kehidupan istri dan anak-anaknya. ermasuk pekerja migran juga harus mendapat tempat yang layak karena sesungguhnya mereka pahlawan ekonomi dan pendapatan negara,†demikian Firli Bahuri.