Berita

Menko Polhukam Mahfud MD/Net

Politik

Diakui Mahfud MD, Membangun Persepsi Publik yang Positif Terhadap Penegakan Hukum Tak Mudah

JUMAT, 29 APRIL 2022 | 02:07 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengaku, untuk membangun persepsi publik yang positif terkait penegakkan hukum di Indonesia tidaklah mudah.

“Ada kesulitan bagi kita itu memperbaiki persepsi publik tentang pembangunan hukum. Pembangunan hukum pada umumnya, bukan pada penegak-penegak hukum satu persatu,” ucap Mahfud dalam acara Indikator Politik Indonesia secara virtual, di Jakarta, Kamis (28/4).

Mahfud menguraikan,  jika para penegak hukum mampu berkoordinasi secara baik dengan memilah isu, akan menjadi berita besar di tengah masyarakat. Seperti pada kasus restorative justice dalam kasus Nurhayati di Garut, kemudian kasus Saiful Mahdi di Aceh yang dipecat sebagai dosen lantaran mengkritik dekannya.

Hal ini akan berpengaruh terhadap sistem penegakkan hukum yang ada di Indonesia.

Namun, ia kembali menegaskan bahwa bagi pemerintah tidaklah mudah untuk memperbaiki persepsi atau kinerja penegakkan hukum pada umumnya, karena adanya kekuasaan yang terbagi.

"Begini misalnya, kejaksaan Agung bekerja habis-habisan, bisa membuktikan-membuktikan pada akhirnya oleh Mahkamah Agung bebas atau dikurangi hukumanya. itu juga kan tidak memuaskan publik dan kadang kala orang bicara 'wah hukum di Indonesia hancur, hukum di Indonesia apa' yang dituding lagi kan kita, eksekutif, padahal kita ga boleh masuk ke sana,” ujarnya.

Melalui survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia terkait kinerja penegak hukum di Indonesia ini, Mahfud menyampaikan perlu dilakukan secara intens agar ada bahan evaluasi terhadap kinerja penegak hukum.

"Nah itu yang saya sampaikan, oke ini tadi semua kita kerjakan, terima kasih ini sebagai masukan terhadap kami pemerintah tetapi juga ada kesulitan tertentu yang mungkin perlu pemilahan masalahnya itu bisa gak ya dilakukan melalui survei sehingga kalau bicara penegakan hukum pada umumnya itu ketika ada kesimpulan, ada variabel-variabel tertentu yang harus dijelaskan mengapa variabel itu kenapa dia berpengaruh,” demikian Mahfud.


Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya