Berita

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun/Net

Politik

Ubedilah Badrun: Pecat Mendag Karena Gagal Endus Praktik Jahat di Saat Rakyat Menderita

KAMIS, 21 APRIL 2022 | 10:58 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Keterlibatan petinggi Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam kasus mafia minyak goreng merupakan perbuatan yang kejam dan menyakitkan rakyat banyak.

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengatakan, ditangkap dan ditetapkannya pejabat penting Kemendag sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) menunjukkan adanya penyimpangan alam pikiran pejabat dalam negeri.

Sebab mereka yang seharusnya mengawasi tata niaga minyak goreng, justru menjadi bagian dari permainan mafia.

"Ini mengerikan sekaligus kejam menyakitkan rakyat banyak," ujar Ubedilah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/4).

Selain itu kata Ubedilah, hal tersebut menunjukkan adanya semacam kejahatan yang terstruktur dan terorganisir untuk melindungi korporasi minyak goreng yang selama ini telah menikmati margin keuntungan yang sangat besar di tengah naiknya harga minyak mentah kelapa sawit atau CPO internasional.

"Saran saya, Jokowi mesti melakukan tindakan tegas sekalian kepada para menterinya sekalian satu paket reshuffle. Ganti Mendag karena gagal mengendus praktik jahat tersebut sejak dini, di tengah rakyat menderita," kata Ubedilah.

Sekaligus kata Ubedilah, juga mereshuffle empat menteri lainnya yang dianggap sebagai pengkhianat konstitusi yang membuat gaduh soal tunda dan perpanjangan periode Jokowi, salah satunya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

"Juga beri hukuman tegas kepada partai politik bagian koalisi yang membuat gaduh secara nasional soal tunda pemilu dan perpanjangan periode," tegas Ubedilah.

Jika Presiden Joko Widodo tidak berani melakukan reshuffle satu paket tersebut, maka hal tersebut akan memperkuat dugaan bahwa Jokowi benar-benar dalam kendali oligarki.

"Dan karenanya protes mahasiswa, buruh, dan rakyat banyak tidak akan berhenti dan mereka tidak bisa disalahkan," pungkas Ubedilah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya