Berita

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Kalau Isu Tunda Pemilu dan 3 Periode Bukan dari Dirinya, Maka Jokowi Harus Sanksi Luhut

SELASA, 19 APRIL 2022 | 10:53 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pertanggungjawaban elite atas kisruh isu penundaan pemilu dan isu penambahan masa jabatan presiden menjadi 3 periode dituntut oleh masyarakat.

Direktur Arus Survei Indonesia, Ali Rifan menuturkan, mayoritas masyarakat sudah jenuh dengan sikap pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo, yang tidak menindak menterinya yang diduga menjadi dalang dua isu kontroversial itu.

"Kalau di-tracking, orkestrasi dari wacana penundaan pemilu maupun 3 periode itu memang datang dari LBP (Luhut Binsar Pandjaitan)," ujar Ali kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (19/4).

Menurut Ali, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu disinyalir menjadi orang yang paling berperan mendesain isu penundaan pemilu dan atau 3 periode. Misalnya, dengan mengklaim dukungan dari mayoritas masyarakat dengan merujuk big data media sosial.

Akan tetapi, justru klaim big data oleh Luhut tersebut malah menjadi boomerang, karena baik masyarakat umum atau bahkan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu lalu, malah menuntut Luhut membuka big data yang dia sebutkan tersebut.

"Artinya tuntutan mahasiswa meminta pertanggungjawaban LBP di balik orkestrasi penundaan pemilu karena memang dia yang paling kencang," tuturnya.

Namun, setelah semua kontroversi ini diklarifikasi Jokowi dengan memberikan kepastian terhadap pelaksanaan Pemilu Serentak 2024, baik dengan menyebut kepastian jadwal, anggaran, maupun dengan melantik Komisioner KPU dan Bawaslu periode 2022-2027, masyarakat tetap menunggu sanksi dijatuhkan kepada Luhut.

"Bagaimana Presiden Jokowi bersikap? Kalau memang wacana itu tidak hadir dari beliau, dan kemudian diwacanakan menterinya tanpa seizin beliau, ya harus diberi sanksi," tandas Ali.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya