Berita

Aktivis Nurani 98, Ubedilah Badrun/Net

Politik

Nurani 98 Tuntut Jokowi Turunkan Harga Kebutuhan Pokok, Tegas Tolak 3 Periode dan Reshuffle Kabinet

MINGGU, 10 APRIL 2022 | 15:11 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Selain dituntut untuk segera menurunkan harga kebutuhan pokok, Presiden Joko Widodo juga diminta untuk secara tegas menolak perpanjangan masa jabatan maupun tiga periode.

Tuntutan itu disampaikan langsung oleh aktivis yang tergabung dalam Nurani 98 menanggapi perkembangan kondisi bangsa, di mana rakyat banyak menderita akibat kenaikan harga kebutuhan pokok yang melonjak, KKN marak terjadi, hingga orang Istana mau memperpanjang kekuasaannya.

"Maka kami komunitas aktivis 98 yang tergabung dalam Nurani 98 berlatar belakang dari berbagai profesi, baik akademisi, peneliti, wiraswasta dan pekerja profesional menyatakan sikap," ujar aktivis Nurani 98, Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/4).

Sikap yang disampaikan adalah, meminta pemerintah untuk menurunkan harga kebutuhan pokok rakyat dan bahan bakar minyak (BBM).

"Harga bahan pokok dan BBM saat ini naik sangat tidak wajar dan membuat rakyat hidup susah," kata Ubedilah.

Selanjutnya, Nurani 98 kata Ubedilah, meminta agar Presiden Jokowi segera menyatakan dengan tegas dan jelas bahwa tidak akan bersedia demi dan untuk tujuan apapun memperpanjang masa jabatan atau periode presiden.

"Bahwa ide itu bukan saja bertentangan dengan konstitusi, tapi juga melawan aspirasi reformasi yang telah diperjuangkan dengan susah payah oleh mahasiswa '98. Sebagai kepala negara dan pemerintahan, kewajiban saya adalah memastikan tujuan reformasi tercapai," tegas Ubedilah.

Selain itu, Nurani 98 juga meminta agar Presiden Jokowi segera melakukan reshuffle kabinet yang dianggap sangat urgen dilakukan karena sejumlah menteri kurang profesional.

Tidak hanya itu, Nurani 98 juga menilai ada beberapa menteri yang kalah menghadapi kejahatan ekonomi, mendukung gerakan perpanjangan masa jabatan Presiden.

"Mereka adalah LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) Nadiem Makarim, Yasonna Laoly, Muhammad Luthfi, Bahlil Lahadalia," kata Ubedilah.

Menurut Ubedilah, jika Jokowi tidak berani melakukan reshuffle, maka sebaiknya kabinet dibubarkan karena telah gagal memimpin dan menyelenggarakan pemerintahan yang baik.

"Dan gagal menghadirkan pemerintahan yang bersih dari KKN dan bersih dari sikap jahat yang merusak demokrasi," pungkas Ubedilah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya