Berita

Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI), Herzaky Mahendra Putra/Repro

Politik

Iluni UI: Bukan Haris Azhar atau Fatia, Polisi Harusnya Urus Kasus Besar

MINGGU, 10 APRIL 2022 | 14:59 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sumber daya hukum terbatas, aparat Kepolisian seharusnya tidak mengurusi terkait perbedaan pandangan atau data ilmiah seperti yang dialami oleh aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI), Herzaky Mahendra Putra di acara Forum Diskusi Salemba 80 bertajuk "Kasus Fatia Maulidiyanti-Haris Azhar: Kebebasan Intelektual Terancam?" yang disiarkan secara langsung melalui virtual, Minggu sore (10/4).

Herzaky mengatakan, di dalam demokrasi, kebebasan berpendapat menjadi salah satu hak mendasar yang seharusnya dijaga. Sehingga, ketika ada perbedaan penyajian data hasil riset, seharusnya didebat kembali dengan argumen-argumen ilmiah.

"Janganlah kemudian kita pada saat memiliki perbedaan pendapat malah kemudian dipindahkan ruangnya, dari seharusnya diskursus itu terjadi di ruang publik sebagai bentuk demokrasi, malah dipindahkan ke ranah hukum," ujar Herzaky seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu sore (10/4).

Padahal kata Herzaky, sumber daya hukum di Indonesia sangat terbatas, sehingga seharusnya bisa difokuskan untuk kasus-kasus besar bangsa Indonesia.

"Di antaranya bagaimana kita bisa menyelesaikan memberantas korupsi yang telah berurat berakar di negeri ini. Bukan malah sibuk mohon maaf gitu, ada perbedaan pandangan mengenai katakanlah argumen atau data ilmiah, tetapi kemudian mana ini yang malah menjadi perhatian," kata Herzaky.

Herzaky menilai, jika negara diam dan membiarkan kasus yang menimpa Haris dan Fatia terus bergulir, sama saja negara mempunyai kontribusi yang luar biasa dalam menciptakan teror ketakutan kepada masyarakat Indonesia.

Apalagi hasil beberapa lembaga survei menyatakan bawha 2/3 masyarakat Indonesia takut menyatakan pendapat di ruang publik.

Ia berpendapat, meski bukan yang merancang, bisa diartikan pemerintah terkesan sengaja membiarkan.  

"Ini kan menjadi suatu hal yang berbahaya jika ada pandangan seperti ini," jelas Herzaky.

Pria yang Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat ini mengatakan pemerintah seharusnya hadir memberikan keamanan dan kenyamanan untuk rakyat Indonesia untuk berdiskusi di ruang publik.

"Harapan kami tentunya dengan hasil diskusi ini nantinya bisa ada usulan-usulan atau solusi seperti apa seharusnya pemerintah, seperti apa seharusnya teman-teman pegiat demokrasi dan HAM yang menyikapi kasus-kasus seperti ini, bagaimana kemudian para akademisi dan kaum intelektual menyikapi jika misalnya ada perbedaan pandangan," terang Herzaky.

Selain itu, dari diskusi ini, Herzaky juga berharap masukan-masukan yang disampaikan oleh para narasumber didengarkan oleh aparat hukum di Indonesia.

"Karena bagaimanapun aparat hukum harapan kita adalah untuk menjaga kestabilan, kestabilan situasi dan menegakkan hukum sesuai dengan kebenaran dan keadilan, dengan kata lain, tajam ke atas dan tajam ke bawah," pungkas Herzaky.

Dalam acara ini, dihadiri oleh beberapa narasumber, yaitu Direktur Eksekutif SAFENet, Damar Juniarto; akademisi STHI Jentera, Asfinawati; Iluni UI, Donny Ardyanto; dan Policy Center Iluni UI, Catur Alfath Satriya; serta sambutan dari Ketua Policy Center Iluni UI, M. Jibriel Avessina.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya