Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Inflasi Turki Sentuh 61 Persen, Tertinggi dalam 20 Tahun

SENIN, 04 APRIL 2022 | 16:07 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Turki mencatatkan inflasi konsumen tahunan tertinggi dalam 20 tahun, yaitu mencapai 61,14 persen pada Maret.

Data Institut Statistik Turki yang dikutip Ahval News pada Senin (4/4) menunjukkan, tingkat inflasi utama naik dari 54,4 persen pada Februari.

Inflasi Turki telah melonjak setelah bank sentral memangkas suku bunga akhir tahun lalu atas perintah Presiden Recep Tayyip Erdogan, meskipun tekanan harga meningkat.

Bank menurunkan suku bunga acuannya dari 19 persen menjadi 14 persen antara September dan Desember, yang berarti suku bunga, setelah dikurangi inflasi, sekarang berada di minus 40 persen.

Lonjakan inflasi juga didorong oleh kenaikan harga energi dan komoditas, menyusul konflik Rusia dan Ukraina yang memperparah dampak jatuhnya lira akhir tahun lalu.

Erdogan telah menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunga walaupun ada lonjakan harga energi global yang dipicu oleh perang di Ukraina.

“Kebijakan bank sentral tidak bekerja dalam melawan inflasi. Memang, saya pikir konsensus yang luar biasa adalah bahwa pengaturan kebijakan bank sentral yang tidak ortodoks adalah penyebab utama inflasi," ujar ahli di BlueBay Asset Management, Tim Ash.

“Perang di Ukraina hanya memperburuk keadaan," tambahnya.

Data juga menunjukkan, inflasi harga produsen meningkat menjadi 115 persen dari 105 persen.

Kebijakan bank sentral Turki juga menyebabkan kerugian tajam bagi lira, yang mengakibatkan krisis mata uang akhir tahun lalu. Lira kehilangan 44 persen nilainya terhadap dolar pada tahun 2021. Lira telah turun 10 persen lagi tahun ini.

Inflasi di Turki adalah yang tertinggi di pasar negara berkembang utama, melampaui Argentina yang dilanda krisis, di mana harga naik pada 52,3 persen tahunan.

Suku bunga acuan di Argentina, yang telah menyetujui program penyelamatan Dana Moneter Internasional (IMF) senilai $44 miliar, mencapai 44,5 persen, setara dengan sekitar 55 persen secara tahunan efektif.

Lira diperdagangkan turun 0,1 persen pada 14,7 per dolar di Istanbul pada Senin.

Bank sentral dan bank-bank yang dikelola negara telah menjual puluhan miliar dolar cadangan devisa untuk mempertahankan lira sejak puncak krisis pada Desember.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya