Berita

Gurubesar Ilmu Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Profesor Hikmahanto Juwana/Net

Politik

Profesor Hikmahanto: Sekarang Medan Krisis Ukraina-Rusia Sudah Bergeser ke Indonesia

RABU, 30 MARET 2022 | 15:49 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Langkah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, untuk tetap mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin hadir dalam forum KTT G20 mendapat apresiasi. Pasalnya, sikap tegas itu diambil di tengah dorongan negara Barat agar Indonesia tidak mengundang Rusia.

Gurubesar Ilmu Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Profesor Hikmahanto Juwana menyampaikan apresiasinya atas sikap pemerintah tersebut.

“Saya setuju bagaimana Indonesia juga harus mengundang semua. Karena apa? Karena kita sebagai tuan rumah bukan sebagai penentu siapa yang bisa atau tidak bisa diundang,” ujarnya ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (30/3).


Menurutnya, sebagai tuan rumah Indonesia punya kewajiban untuk mengundang semua delegasi dunia. Hal ini bertujuan agar Indonesia di mata dunia bukan negara yang berpihak pada pihak manapun. Termasuk tidak mau didikte oleh Amerika Serikat atau ditekan oleh Australia.

"Dengan mengatakan bahwa kalau Putin hadir, maka tidak akan hadir gitu ya. Kita memberikan semua anggota G20 hak yang sama. Kita harus undang semua itu,”imbuhnya.

Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani ini menegaskan bahwa krisis yang terjadi antara Ukraina dan Rusia tidak lagi terjadi di perbatasan kedua negara tersebut. Tetapi sudah bergeser ke forum KTT G20.

“Memang kita tahu bahwa sekarang medan perangnya itu digeser dari Ukraina. Sekarang ke Indonesia. Karena apa? Dua kelompok ini antara Amerika Serikat dan Rusia itu kan sekarang sedang tarik-tarikan dan sekarang memanfaatkan forum G20,” katanya.

Dia menambahkan Amerika Serikat seolah-olah mau menghukum Rusia dengan cara mengancam Indonesia untuk tidak mengundang Putin.

“Ini Amerika Serikat seolah-olah mau menghukum Rusia dengan cara, ‘Indonesia kamu jangan undang’. Apalagi Amerika Serikat menganggap bahwa Indonesia itu sudah merupakan sekutu,” tegasnya.

Beruntung Indonesia tidak terpengaruh dengan ancaman tersebut. Bahkan tegas mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir.

Terakhir, Hikmahanto mengingatkan Indonesia untuk berhati-hati dengan manuver sekutu yang membenci Rusia.

"Jadi sekarang ini konflik itu sudah digeser ke forum G20 ini. Nah di sinilah Indonesia harus hati-hati betul karena gini bisa saling boikot negara-negara ini,” tutupnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya