Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Xi Jinping dan Macron Keluhkan Harga Minyak Naik Dua Kali Lipat, Jokowi: di Kita Naik 10 Persen Saja Demo 3 Bulan

JUMAT, 25 MARET 2022 | 17:25 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Situasi ekonomi terkini yang dialami sejumlah negara diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo dari sejumlah petinggi negara yang merasakan.

Saat memberikan pengarahan Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali pagi tadi, Jokowi menceritakan pembicaraannya dengan sejumlah petinggi negara via telepon.

Dia menyebutkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden China Xi Jinping, hingga Kanselir Jerman Olaf Scholz, mengaku kebingungan ke Jokowi, melihat situasi global yang semakin tidak menentu akibat Covid-19, disrupsi teknologi, dan perang Rusia dengan Ukraina.


"Semuanya sama, bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita alami bersama, baik karena kelangkaan energi," ujar Jokowi dalam acara yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3).

Sebagai contoh dari dampak krisis global, Jokowi menjelaskan kenaikan harga minyak dunia saat ini yang sudah dua kali lipat lebih tinggi dari harga normal yang berada pada kisaran 50 sampai 60 dolar Amerika Serikat per barel.

"Sekarang 118 (dolar Amerika Serikat per barel), dua kali lipat. Sehingga negara-negara yang tidak mensubsidi BBM-nya akan naik langsung dua kali lipat. Bayangkan," paparnya.

Sementara, Jokowi memastikan di Indonesia tidak ada pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang masih menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Karena dari pengalaman terdahulu, dia melihat potensi gejolak apabila BBM dinaikan.

"(Kalau) di kita (naik) 10 persen saja demonya 3 bulan, ini naik dua kali lipat, artinya 100 persen naik," tuturnya.

Selain harga minyak, perang Rusia-Ukraina juga memberikan dampak ke sektor-sektor lainnya. Misalnya, harga gas hingga pangan ikut naik, karena terjadi kelangkaan dari negara penyuplainya.

"Termasuk yang terseret harga kedelai misalnya, harga gandum misalnya, karena penyuplai gandum Ukraina, Rusia, Belarus, semuanya lari kemana-mana. Kelangkaan energi, kelangkaan pangan, lari lagi ada kelangkaan kontainer," demikian Jokowi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya