Berita

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno/Net

Politik

Solar Langka, Pimpinan Komisi VII DPR Desak Pertamina Lakukan Pengawasan Ketat

JUMAT, 25 MARET 2022 | 08:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kelangkaan BBM jenis Solar terus terjadi di berbagai provinsi. Bahkan di beberapa wilayah tertentu, kelangkaan solar mengakibatkan antrian panjang di SPBU dan mengakibatkan kemacetan.

Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, kelangkaan BBM jenis solar disebabkan dua hal utama, yakni disparitas harga yang besar antara solar subsidi dan non subsidi, serta kenaikan konsumsi solar secara drastis dari kalangan industri antara lain pertambangan.

"Disparitas harga sangat jauh antara solar subsidi seharga Rp 5.100 per liter dan solar non-subsidi dengan harga Rp 13.000 per liter," kata Eddy kepada wartawan, Jumat (25/3).


Untuk mengatasi kelangkaan itu, Eddy Soeparno yang juga Sekjen PAN ini meminta Pertamina, Dirjen Migas, BPH Migas dan aparat penegak hukum melakukan pengawasan ketat di lapangan agar subsidi tepat sasaran.

"Pengawasan harus ditingkatkan khususnya di SBPU agar solar bersubsidi tidak dikonsumsi mereka yang tidak berhak menerima solar bersubsidi," tegasnya

"Kendaraan angkutan (truk) sayur dan pelaku usaha kecil dan mikro lainnya, layak mengkonsumsi solar subsidi. Namun truk-truk pertambangan, galian pasir dan lain-lain wajib membeli solar non subsidi," lanjut Eddy

Eddy menegaskan, jika ada SPBU melanggar ketentuan itu, maka harus diberikan sanksi tegas, mulai dari penghentian supply BBM solar subsidi sampai dengan pencabutan izin operasi.

"Pengawasan perlu juga dilakukan agar kendaraan roda empat yang membeli solar subsidi tidak dimodifikasi tanki BBMnya, sehingga mampu membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali dengan harga non subsidi," ungkapnya

Terakhir, Eddy Soeparno mendorong adanya evaluasi segera mengenai harga BBM yang menjadi bagian subsidi atau penugasan pemerintah. Kajian ini penting untuk menyelamatkan nasib Pertamina yang saat ini menderita kerugian sangat besar akibat menjual BBM jauh di bawah keekonomian, karena tidak diperkenankan menaikkan harga BBM yang banyak dikonsumsi masyarakat (seperti Pertalite).

"Di sisi lain, harga minyak dunia saat ini terus melonjak tinggi,” demikian Eddy.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya