Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Human Rights Watch Desak Ukraina Berhenti Posting Penyiksaan Tentara Rusia yang Ditawan

JUMAT, 18 MARET 2022 | 06:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ukraina harus berhenti mempublikasikan penderitaan tentara Rusia yang ditawan, khususnya video yang menunjukkan mereka dihina atau diintimidasi.

Human Rights Watch (HRW) yang berbasis di New York, dalam pernyataannya pada Kamis (17/3), mendesak pihak berwenang Ukraina untuk menghormati hak-hak tawanan perang.

“Perlakuan seperti itu terhadap tawanan perang, melanggar perlindungan di bawah Konvensi Jenewa yang dimaksudkan untuk memastikan perlakuan yang bermartabat terhadap kombatan yang ditangkap di semua sisi,” tegas organisasi hak asasi manusia itu, seperti dikutip dari TASS.


Layanan Keamanan Ukraina (SBU), sebuah badan keamanan utama pemerintah, memiliki akun Telegram dengan sekitar 868.000 pelanggan. Di akun itu, SBU memposting video tentara Rusia yang ditangkap yang berada di nawa tekanan, lengkap dengan mengungkapkan nama, nomor identifikasi, dan lainnya yang bersifat informasi pribadi, termasuk nama orang tua dan alamat rumah.

HRW kemudian mengirim surat kepada Dinas Keamanan Ukraina dan Kementerian Dalam Negeri yang isinya menyatakan keprihatinan tentang masalah itu.

HRW juga menanyakan langkah apa yang akan diambil pihak berwenang untuk memastikan bahwa tawanan perang diperlakukan sesuai dengan Konvensi Jenewa.

"Sampai saat ini Human Rights Watch masih menunggu jawaban," tegasnya.

Platform media sosial harus mengklarifikasi apa dan bagaimana video tawanan perang yang tidak sesuai dengan Konvensi Jenewa bisa diposting di dalamnya. Mendesak otoritas untuk mengembangkan kebijakan baru untuk menekan penyebaran konten semacam itu.

Komisaris hak asasi manusia Rusia Tatyana Moskalkova mengatakan bahwa dia siap untuk berpartisipasi dalam format apa pun untuk upaya mengembalikan tawanan Rusia dari Ukraina. Ada laporan dan bukti yang menunjukkan bahwa tawanan diintimidasi dan diperas.

"Secara khusus, mereka dipaksa untuk mengambil bagian dalam demonstrasi anti-Rusia di bawah ancaman, dipukuli atau dibunuh," kata Moskalkova.

Ombudsman mengatakan bahwa pihaknya memiliki informasi tentang insiden perlakuan kejam dan tidak manusiawi terhadap prajurit Rusia yang ditangkap di Ukraina.

Awal Maret lalu, Moskalkova menghubungi Komite Internasional Palang Merah dan kantornya di Ukraina dengan permintaan untuk mengunjungi tawanan perang Rusia dan memberikan bantuan yang diperlukan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya