Berita

Ilustrasi hacker/Net

Dunia

300 Ribu Hacker Sukarelawan Membantu Ukraina Melawan Rusia dalam Perang Siber

SELASA, 15 MARET 2022 | 21:11 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Lebih dari 300 ribu hacker sukarela dari grup Telegram ‘Tentara IT Ukraina’ bergabung dalam perjuangan Ukraina memenangkan perang siber melawan Rusia. Grup yang dibuka untuk umum oleh Menteri IT Ukraina pada bulan lalu itu, diberi tugas untuk menargetkan dan merusak infrastruktur siber Rusia.

Para hacker ini telah bergabung secara sukarela untuk memperkuat dan berjuang dalam medan perang siber Ukraina terhadap Rusia.

Jumlah peretas kini mencapai 300,000. terhitung hanya 16 hari setelah perekrutan dibuka pada 27 Februari lalu oleh Menteri IT Ukraina, Mykhailo Fedorov lewat platform Twitter.


NetBlocks, sebuah perusahaan yang memantau konektivitas internet global, mengatakan para penyerang siber ini telah berhasil mengganggu situs-situs layanan media milik negara, beberapa bank dan sistem raksasa energi Gazprom di Rusia.

Salah satu anggota kelompok berbicara kepada The Guardian dan mengatakan bahwa ia tidak menyesali keputusannya untuk bergabung dengan rekan hacker-nya. Kali, si hacker berasal Swiss itu mengatakan dia dan rekannya dipandu oleh Fedorov, untuk menargetkan situs-situs penting di Rusia.

“Saya ingin membantu dan menggunakan keterampilan saya untuk membantu Ukraina,” ujar Kali.

“Saya dari Swiss, dan saya adalah hacker yang handal. Saya melakukannya karena saya mendukung Ukraina dan saya ingin membantu mereka. Saya pikir jika kita terus meretas infrastruktur Rusia, mungkin mereka akan berhenti (menyerang Ukraina),” tambahnya.

Selain melumpuhkan sistem Rusia, anggota lain dari kelompok itu seperti Gennady, mengatakan kepada CNBC, bahwa mereka juga mencegah disinformasi dan memberikan informasi yang akurat kepada warga Rusia.

"Kenyataannya banyak teman saya di Rusia, mereka benar-benar salah informasi," ujar Gennady.

Check Point Research, lembaga yang melacak serangan dunia maya global, mengatakan bahwa pada tiga hari pertama setelah peluncuran invasi Rusia, serangan siber Rusia terhadap Ukraina telah meningkat 196 persen.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya