Berita

Ketua Pergerakan Indonesia Maju Din Syamsuddin/Net

Politik

Din Syamsuddin: Masalah Indonesia adalah Kediktatoran Konstitusional

SENIN, 14 MARET 2022 | 20:29 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Permasalahan paling mendasar di Indonesia adalah terjadinya penyimpangan falsafah berbangsa dari nilai-nilai ideologis Pancasila dan tumbuhnya diktator konstitusi.

Begitu dikatakan Ketua Pergerakan Indonesia Maju Din Syamsuddin dalam diskusi hybrid Dialog Kebangsaan bertemakan "Mencari Solusi Permasalahan Negara dan Bangsa" yang digelar DPD RI bersama Gerakan Bela Negara, Senin (14/3).

"Masalah besar bangsa ini dalam politik, terjadi kristalisasi dan penguatan kediktatoran konstitusional. Seolah-olah berbasis konstitusi, tapi yang terjadi adalah kediktatoran," ujar Din Syamsuddin.

Ketua Majelis Permusyawaratan Partai (MPP) Partai Pelita ini mengatakan, bangsa Indonesia hari ini, tengah dililit oleh masalah yang tidak hanya sekadar masalah biasa. Namun, problematika permasalahan yang kompleks dan rumit yang nyaris tidak mudah untuk diatasi.

“Namun, kita tidak kehilangan asa, kita harus cari jalan keluar,” kata Din Syamsuddin.

Menurutnya, permasalahan bangsa Indonesia lainnya adalah semakin nyata gejala perpecahan di tubuh bangsa.

“Ada gelagat pemecahan bangsa secara bersengaja dalam sebuah rekayasa sosial politik. Ini sangat berbahaya bagi sebuah bangsa yang majemuk atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya,” terangnya.

Kata dia, ketika masyarakat Indonesia tidak mampu memelihara kemajemukan ini, yang disebabkan oleh kepemimpinan politik dari sistem politik sistem pemilu yang menyimpang.

“Sistem yang menyimpang dari Pancasila yang kemudian tampil ke dalam tampuk kepemimpinan dan dia ke mereka hanya memimpin untuk diri sendiri dan kelompoknya,” katanya.

Selain itu, masih kata Din, demokrasi di Indonesia telah dibungkam, sehingga membuat orang-orang yang kritis tidak mampu bersuara lantang.

“Terjadi politik mengenyahkan orang-orang yang berseberangan dan apalagi kalau kritis yang disebut Pak Amin tadi terjadi pembunuhan demokrasi, ini sangat berbahaya," tandasnya.

Turut hadir pada acara tersebut, Ketua Dewan Syuro Partai Ummat Profesor Amien Rais, Guru Besar Ilmu Hukum dan Masyarakat Universitas Diponegoro Profesor Suteki, Ketua Umum Gerakan Bela Negara Brigjen TNI (Purn) Hidayat Purnomo dan para pegiat dan pemerhati konstitusi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya