Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta/Net
Ide menjadikan Indonesia sebagai kekuatan 5 besar dunia semakin menunjukkan relevansinya dengan situasi dan kondisi global saat ini.
Demikian ditegaskan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menyikapi dampak negatif dari perang Rusia-Ukraina yang hingga kini belum juga menemukan titik perdamaian.
Anis mengatakan, krisi global menjadi pembahasan utama di Partai Gelora. Sebab, adanya konflik yang terjadi belakangan ini akan memakan waktu yang panjang dan juga sistemik.
“Serta berdampak secara vertikal dan horizontal. Bisa berlanjut pada krisis kepemimpinan global, termasuk di Indonesia," kata Anis Matta, Senin (14/3).
Sejak awal pandemi Covid-19 dua tahun lalu, Anis sudah mengingatkan akan terjadi krisis yang sifatnya sistemik dan akan memakan waktu lama.
Bahkan ia juga telah mengungkapkan mengenai rute dari krisis tersebut, setelah pandemi akan ada krisis ekonomi. Kemudian berlanjut ke krisis sosial dan politik, serta terjadinya perang supremasi.
"Kenyataanya satu persatu-satu sekarang menjadi kenyataan seperti perang Rusia-Ukraina. Dan anehnya saat terjadi, orang tidak menduga,†ujarnya.
Anis mengisahkan pada bulan lalu, selama sebulan dirinya berkunjung ke Hungaria, tetangga Ukraina. Diceritakan mantan Presiden PKS ini, selama di Hungaria, Anis Matta sempat berdiskusi dengan pengamat politik dan akademisi di sana. Ia mengaku sempat bertanya mengenai invasi Rusia ke Ukraina.
"Apakah Rusia akan melakukan invasi Ukraina atau tidak. Mereka semua kompak menjawab tidak. Lalu, ketika saya pulang sampai di sini dan keluar dari karantina, perang terjadi,†katanya.
Artinya, kata Anis, krisis sekarang penuh dengan ketidakpastian yang tinggi, sehingga susah untuk diramal oleh orang kapan akan berakhir.
Meski demikian, dikatakan Anis, secara umum trennya dapat dibaca, bahwa krisis global yang terjadi akan lebih dasyat lagi dari yang kita duga.
"Meledaknya satu persatu seperti gempa tektonik yang saling bersusulan. Mudah-mudahan kehadiran Partai Gelora bisa menjawab krisis yang kita alami. Dari waktu ke waktu kita menemukan relevasinya dan pembuktian di lapangan,†tegasnya.
Anis Mata menilai, perang Rusia-Ukraina adalah seperti gong 'Selamat Tinggal Tatanan Dunia Lama dan Selamat Datang Tatanan Dunia Baru'. Perang yang terjadi, ditambahkan Anis, membuat inflasi secara global dan naiknya harga-harga komoditas global.
"Inflasi di Amerika Serikat (AS) sekarang sudah 8 persen. Sementara harga minyak dunia sudah tembus 130 dollar AS per barel. Bisa naik lagi sampai 200 dollar AS per barel, dan akan membuat APBN kita akan semakin defisit,†pungkas Anis.