Berita

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto/RMOLSumut

Nusantara

Anak Buah Megawati: Luhut Harus Klarifikasi Kapasitas Dia Apa Bawa-bawa Big Data?

SENIN, 14 MARET 2022 | 14:34 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Harus ada penjelasan secara akademis terkait klaim Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan adanya big data 110 juta pengguna media sosial setujui penundaan Pemilu 2024.

Bahkan, Luhut harus menjelaskan kapasitasnya ketika mengemukakan wacana yang tidak menyehatkan situasi politik nasional tersebut.

Demikian disampaikan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto saat ditemui usai memberikan kuliah umum di Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (14/3).


"Pak Luhut sebaiknya melakukan klairifikasi, beliau berbicara dalam kapasitas apa?" kata Hasto Kristiyanto seperti diberitakan Kantor Berita RMOLSumut.

Jika pernyataan tersebut berkapasitas di bidang politik hukum dan keamanan, maka hal itu masuk ke ranah Menko Polhukam. Pun demikian jika berbicara politik demokrasi dan tatanan pemerintahan yang masuk ranah Kemendagri.

"Sehingga dengan pernyataan itu, beliau harus tunjukkan, pertanggungjawabkan secara akademis agar ini tidak membelah," kata Hasto.

Hasto menyebutkan, Luhut sebagai salah satu 'pembantu' Presiden Joko Widodo seharusnya bekerja sesuai amanah yang diberikan kepadanya selaku Menko Marves. Wacana yang dimunculkan harus sesuai dengan tugasnya dengan tetap memastikan pernyataannya sejalan dengan dengan Presiden.

"Beliau mandatnya apa dengan menyampaikan 110 juta? Itu berbeda dengan pernyataan Menko Polhukam. Sehingga PDIP mengimbau di tengah upaya membangun optimisme Presiden, jangan berbicara berpihak pada sekelompok elite, tapi harus melihat kehendak rakyat," ujarnya.

PDI Perjuangan, menurut Hasto sangat miris dengan apa yang dipertontonkan oleh para pembantu Presiden saat ini.

Presiden sudah menegaskan sepakat untuk melaksanakan Pemilu 2024 pada tanggal 14 Februari. Namun, justru para menteri yang terus memunculkan wacana menunda Pemilu 2024 tersebut.

"Para pembantu harus betul-betul senapas dengan kepemimpinan presiden. Tidak boleh ada menteri yang punya pendapat berbeda dengan Presiden," tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya