Berita

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah/Net

Dunia

Kecam Lebanon karena Ikut Mengutuk Invasi Rusia, Pemimpin Hizbullah: AS dan Sekutunya Mendorong Ukraina ke Dalam Mulut Naga

RABU, 09 MARET 2022 | 12:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sikap tidak netral Lebanon atas konflik Rusia dan Ukraina mendapat sorotan dari Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Dalam pernyatannya yang disampaikan pada Selasa (8/3), Nasrallah mengkritik pemerintah Lebanon karena memilih untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina selama resolusi Dewan Keamanan PBB awal bulan ini.

“Kamu bisa saja abstain. Apa yang Anda khawatirkan? Bahwa Amerika akan memotong listrik pada saat itu terputus atau untuk memotong aliran dolar yang terjadi, atau gas," kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip dari AP, Rabu (9/3).


Pemimpin Hizbullah mengatakan bahwa Lebanon seharusnya abstain dalam pemungutan suara. Nasrallah dalam pernyatannya mengklaim bahwa negara-negara barat “mendorong Ukraina ke dalam mulut naga.”

Hal itu dikatakannya seraya mengklaim bahwa negara-negara barat telah sengaja mendorong Ukraina untuk menolak kesepakatan apa pun antara Ukraina dan Rusia.

“Amerika dan sekutunya Inggris, seluruh Uni Eropa, mendorong Ukraina ke mulut naga dan tentu saja melalui perhitungan yang rumit karena Biden telah mengumumkan strateginya di mana dia mengatakan bahwa prioritasnya adalah pertempuran dengan Rusia dan China,” kata Nasrallah.

Nasrallah juga mengklaim bahwa pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Lebanon mengutuk invasi Rusia di Ukraina diubah atas permintaan kedutaan AS Lebanon untuk membuatnya lebih keras.

“Yang buruk itu bukan hanya dikte, tapi saya sudah konfirmasi itu dikirim ke kedutaan AS dan kedutaan AS meminta beberapa perubahan konten agar lebih keras. Pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian luar negeri Lebanon ini ditulis di kedutaan AS,” tuduhnya tanpa memberikan bukti apa pun.

Hizbullah bersekutu erat dengan Presiden Suriah Bashar Assad yang didukung Rusia.

Pejuang Hizbullah dan militer Rusia bersama-sama membantu pemimpin Suriah selama 11 tahun perang saudara di negara itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya