Berita

Salah satu gerai McDonald's di Moskow/Net

Dunia

Protes Invasi Moskow ke Ukraina, McDonald's Tutup Ratusan Gerai di Rusia

RABU, 09 MARET 2022 | 08:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Aksi boikot terhadap invasi Rusia ke Ukraina datang dari McDonald's. Perusahaan makanan cepat saji asal Amerika itu telah mengumumkan untuk menutup sementara seluruh outlet mereka yang berjumlah 850 di seluruh Rusia.

Meski menangguhkan kehiatannya, raksasa burger itu mengatakan akan terus membayar gaji karyawan yang jumlahnya sekitar 62.000 orang.

Dalam sebuah surat terbuka kepada karyawan, Presiden dan CEO McDonald's Chris Kempczinski mengatakan menutup toko-toko itu untuk saat ini adalah hal yang benar untuk dilakukan.


"Nilai-nilai kami berarti kami tidak dapat mengabaikan penderitaan manusia yang tidak perlu yang terjadi di Ukraina," kata Kempczinski, seperti dikutip dari AP, Rabu (9/3).

Kempczinski mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menemukan kapan perusahaan akan dapat membuka kembali tokonya.

"Situasinya sangat menantang untuk merek global seperti milik kami, dan ada banyak pertimbangan," tulis Kempczinski dalam surat itu.

Berita penutupan itu tersebar di antara penduduk Rusia. Seolah ingin mengucapkan salam perpisahan mereka berbondong-bondong dan membentik antrean panjang untuk makan terakhir kalinya di sana.

The Pushkin Square McDonald's adalah salah satu yang terbesar di dunia dan yang pertama di Rusia.

Ketika dibuka pada tahun 1990, itu menandakan akhir dari struktur ekonomi Komunis Rusia yang relatif terisolasi.

Selain di Rusia, McDonald's juga telah menutup sementara 108 restoran di Ukraina dan terus membayar karyawan tersebut.

McDonald's bisa mendapat pukulan finansial besar karena penutupan. Dalam pengajuan peraturan baru-baru ini, perusahaan yang berbasis di Chicago mengatakan restorannya di Rusia dan Ukraina menyumbang sembilan persen dari pendapatan tahunannya, atau sekitar 2,75 miliar dolar AS.

Tidak seperti merek makanan cepat saji besar lainnya di Rusia yang dimiliki oleh pewaralaba, termasuk KFC, Pizza Hut, Starbucks, dan Burger King, McDonald's memiliki 84 persen lokasi di Rusia.

Sementara itu, Coca-Cola juga tunduk pada tekanan publik dengan menangguhkan bisnisnya di Rusia.

"Hati kami bersama orang-orang yang menanggung dampak buruk dari peristiwa tragis di Ukraina ini," kata raksasa minuman itu dalam sebuah pernyataan.

"Kami akan terus memantau dan menilai situasi seiring perkembangan keadaan," lanjutnya.

Yum Brands, perusahaan induk dari KFC dan Pizza Hut, mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menyumbangkan semua keuntungan dari 1050 restorannya di Rusia untuk upaya kemanusiaan. Itu juga telah menangguhkan pengembangan restoran baru di negara ini.

Starbucks juga telah mengatakan bahwa mereka telah menyumbangkan keuntungan dari 130 tokonya di Rusia untuk upaya kemanusiaan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya