Berita

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin/Net

Dunia

Ajak Dunia Terus Dukung Ukraina, Dubes Hamianin: Sekarang Waktu yang Tepat untuk Merasa Malu karena Telah Diam Membisu

SELASA, 08 MARET 2022 | 08:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Cepat atau lambat, perang tak berperikemanusiaan yang dilakukan Rusia terhadap bangsa Ukraina akan berakhir dan kediktatoran Rusia pasti akan kalah.

"Itu sudah jelas!" tegas Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin.

Sesudah itu, menurutnya, setiap negara di dunia akan bertanya pada dirinya sendiri, apakah telah melakukan apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan warga sipil Ukraina atau mencegah tentara Rusia melakukan pengeboman yang merusak infrastruktur Ukraina.

"Apakah kita dengan berani berdiri tegak dan mengatakan dengan lantang bahwa kita mengecam agresi Rusia di Ukraina? Apakah kita memberikan bantuan militer atau kemanusiaan ke Ukraina? Apakah kita berhenti memasok Rusia dengan bahan dan komponen yang diperlukan oleh para pembunuh Russia untuk merakit senjata dan peralatan militer?" ujarnya dalam pernyataan tertulis yang disampaikan kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Senin malam (7/3).

Ia juga mengimbau agar negara-negara bertindak untuk mengambil sikap sebagai hukuman atas langkah Rusia.

Dalam pernyataannya, Dubes Hamianin juga mempertanyakan, apakah negara-negara mampu menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan mengakhiri perjanjian kerja sama militer.

Dari banyak negara yang mendukung sanksi untuk Rusia atas invasinya terhadap Ukraina, masih banyak negara lain yang tidak ikut serta mengambil bagian.

Dubes Hamianin juga menyinggung soal permintaan Ukraina mengenai zona pelarangan terbang di langit Ukraina yang ternyata ditolak NATO.

"Apakah kita menutup ruang udara untuk maskapai Rusia?" tanyanya. Dengan tidak adanya larangan terbang di atas langit Ukraina, berarti peluang Rusia untuk membombardir Ukraina masih terbuka lebar.

Dubes Hamianin menyayangkan ada beberapa negara yang tidak terketuk untuk mendukung Ukraina di saat negara itu sedang dalam kekacauan besar.

"Semoga setiap pemimpin negara akan bertanya pada dirinya sendiri: apakah yang akan dipikirkan oleh generasi-generasi masa depan tentang apa yang kita lakukan atau tidak lakukan terkait perang ini?" katanya.

"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk merasa malu, untuk merasa sesal karena telah diam membisu. Ini adalah saatnya mengambil tindakan nyata," sambungnya.

Dia juga mengingatkan kepada mereka yang secara diam-diam mendukung agresi Rusia hanya untuk mempertahankan kerja sama ekonominya dengan Rusia, pasti akan menyesal, karena sanksi yang duluncur Eropa untuk Rusia akan melenyapkan semua harapan mereka.

"Tidak ada yang dapat dijadikan pembenaran atas perang melawan negara berdaulat atau tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan. TIDAK ADA SATU PUN! tegasnya.

Dubes Hamianin kemudian mengutip kata-kata Bruno Jasienski;

“Jangan takut pada musuhmu. Hal terburuk yang bisa mereka lakukan adalah membunuhmu. Jangan takut pada teman-teman. Kemungkinan terburuk adalah mereka mengkhianatimu. Takutlah pada mereka yang tidak peduli; mereka tidak membunuh atau pun mengkhianati, akan tetapi pengkhianatan dan pembunuhan ada karena persetujuan diam mereka,”  katanya.  

Sekalilagi ia mengajak negara-negara mana pun di dunia untuk terus mendukung Ukraina.

"Ini bukan waktunya untuk tetap acuh tak acuh," katanya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya