Berita

Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown/Net

Dunia

Mantan PM Inggris Usulkan Pembentukan Pengadilan Khusus untuk Menghukum Putin dan Kaki Tangannya

SABTU, 05 MARET 2022 | 12:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menginvasi negara tetangganya Ukraina harus diganjar dengan hukuman berat.

Setidaknya begitu menurut mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, yang menyerukan pembentukan pengadilan khusus untuk menghukum Putin bersama kaki tangannya.

Berbicara bersama Menteri Luar Negeri Ukraina Dmyto Kuleba pada acara virtual yang diselenggarakan oleh lembaga think-tank Chatham House pada Jumat (4/3), Brown mengatakan perlunya pengadilan internasional baru untuk mengungkap dan menghukum kejahatan agresi.


Dia menambahkan bahwa itu akan didasarkan pada tindakan negara-negara yang bertemu di London selama Perang Dunia Kedua untuk merancang resolusi tentang kejahatan perang Nazi, yang mengarah pada pembentukan Pengadilan Militer Internasional dan pengadilan Nuremberg.

"Ukraina menginginkan dukungan penuh kita untuk mengungkap dan menghukum kejahatan agresi, dan itu dapat dilakukan dengan membentuk pengadilan khusus sesuai dengan yang diusulkan pada tahun 1942," kata Brown, seperti dikutip dari Sky News, Sabtu (5/3).

"Presiden Putin telah menimbulkan tantangan yang menentukan bagi tatanan internasional pasca 1945. Dia telah berusaha untuk mengganti aturan hukum dengan penyalahgunaan kekuatan," lanjutnya.

"Untuk semua alasan ini, dan karena skala penderitaan rakyat Ukraina, saya percaya bahwa kebanyakan orang akan setuju bahwa tindakan agresi ini tidak dapat dibiarkan tanpa diselidiki, tidak dituntut, atau tidak dihukum," kata Brown lagi.

Desakan mantan PM itu terjadi setelah pasukan Rusia diduga melakukan penembakan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir di tenggara Ukraina pada Jumat pagi (4/3) waktu setempat.

Wakil PM Inggris Dominic Raab menggambarkan serangan itu sebagai "penghinaan terhadap panggung dunia pada umumnya".

Sementara Menteri Pertahanan Ben Wallace menuduh Rusia sedang "bermain dengan api".

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya