Berita

Ahli pertahanan dunia Connie Rahakundini Bakrie/Net

Politik

Bagi Connie Rahakundini, Tindakan Putin Sama Seperti Bung Karno Bangun Gerakan Non Blok

SABTU, 05 MARET 2022 | 00:45 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Secara fakta sejarah sikap Presiden Vladimir Putin sudah sah dengan memperjuangkan Ukraina tidak bergabung dengan NATO lantaran tidak ingin hanya satu kelompok saja yang menguasai dunia.

Hal itu disampaikan oleh ahli pertahanan dunia Connie Rahakundini Bakrie ihwal Invansi Milter Rusia akan Menyulut Perang Dunia III, Jumat (4/3).

Connie menegaskan permintaan Putin sangat sederhana, agar Ukraina tidak bergabung dengan NATO. Namun, hal itu malah dilakukan Ukraina dengan ikut bergabung Uni Eropa yang mayoritas bagian dari NATO.


Menurut Connie, dunia saat sudah sama sekali tidak seimbang. Sebab, posisi Rusia sudah merasa dikelilingi (negara NATO). Ia melihat permintaan Putin sangtalah sederhana yakni tidak ingin Ukraina menjadi bagian dari NATO.

"Dari dulu Ukraina mau tanda tangan dengan dengan Uni Eropa, mau semesra apapun dengan Uni Eropa silakan hanya satu yang dia (Putin) minta Ukraina tidak dijadikan bagian daripada NATO,” demikian analisa Connie.

Dia menjelaskan pada 2008 silam, Ukraina dan Georgia diundang NATO. Sesaat kemudian Putin sudah mewanti-wanti Ukraina untuk tidak terlibat dengan NATO. Namun, kedua negara tersebut malah hadir dalam undangan itu.

“Kamu bayangkan (perasaan Putin) ke Amerika ini ya kalau aku taruh rudal di Kanada sama di Meksiko, Jadi saya heran kalau sampai sekarang bersikeras sekali negara-negara ini untuk kemudian memaksa seolah-olah tindakan Ukraina itu betul,” ujarnya.

Menurutnya, yang dilakukan Rusia sama seperti Presiden Soekarno dengan menyuarakan gerakan non-blok agar tidak ada satu pihak saja yang menguasai dunia.

“Kenapa dulu Bung Karno ada gerakan non-blok karena Bung Karno bisa melihat ada ketidakseimbangan itu(di dunia) hadirlah kita dengan politik luar negeri yang non-linen itu tapi bukan harus bebas tapi harus aktif,” katanya.

Oleh karena itu, Connie menyayangkan sikap perwakilan RI di PBB yang memilih mendukung Ukraina dibandingkan abstain seperti India dan negara sekutu Rusia lainnya.

“Makanya saya agak offside ketika melihat kenapa di PBB dinyatakan seolah-olah kita itu menghakimi posisi Rusia,” tutupnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya