Berita

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani/Repro

Politik

Saiful Mujani: Alasan Penundaan Pemilu Tidak Punya Basis Empirik yang Kuat

KAMIS, 03 MARET 2022 | 21:35 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Usulan penundaan Pemilu 2024 sejauh ini belum memiliki alasan yang kuat untuk diundur ke 2027 sebagaimana usulan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar.

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani memaparkan, secara garis besar, ada dua alasan yang disampaikan kubu pro penundaan pemilu, yakni alasan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Namun demikian, dua alasan tersebut dinilai masih belum kuat.

SMRC lantas mengungkap hasil risetnya mengenai negara-negara yang menyelenggarakan pemilu di tengah pandemi, totalnya ada 165 negara pada periode 21 Februari 2020 sampai dengan 21 Februari 2022.

Dari jumlah tersebut, 62 persen negara tetap melaksanakan pemilu tepat waktu. Kemudian ada 32 persen negara memilih diundur dan saat ini telah dilaksanakan. Sedangkan hanya ada 4 persen negara yang hingga kini masih menunda pemilu.

Pengalaman menggelar pemilu di tengah pandemi Covid-19 juga sudah dilakukan Indonesia, yakni pada saat Pilkada 2020. Pada Pilkada tersebut, tidak ada pelanggaran konstitusi.

"Tidak ada yang mengubah konstitusi. Masa kekuasaannya masih 5 tahun, yang berubah hanya waktu bulan, hitungan bulan. Tidak signifikan. Artinya, pengalaman Pilkada 2020 waktu pandemi kencang kita bisa menyelenggarakan pilkada," ujar Saiful Mujani dikutip dari kanal YouTube SMRC TV, Kamis malam (3/3).

Bahkan menurutnya, partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2020 sangat bagus, lebih tinggi dari rata-rata saat pemilu sebelum pandemi Covid-19.

"Jadi, kita melihat orang yang berargumen pemilu ditunda dengan alasan pandemi itu tidak punya basis empirik yang kuat. Kalau mau meunda pemilu, katakanlah 2027, perbaiki dulu argumennya," tegasnya.

Kemudian soal alasan pemulihan ekonomi, Saiful Mujani berpandangan alasan tersebut tidak ada yang salah, dengan catatan harus objektif.

"Saya kira boleh juga, tapi kita harus objektif, fair. Prioritas pemerintah di apa? Sementara pemilu itu perintah konstitusi. Sangat fundamental," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya