Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring/Net
Pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali menuai kontroversi. Kali ini, Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris menyebut bahwa teroris sudah melakukan perubahan strategi, sehingga banyak ditemui keberadaannya di sejumlah ormas Islam dan partai.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring berkomentar atas pernyataan tersebut. Pertama-tama dia mempertanyakan apakah yang dimaksud Irfan Idris adalah oknum atau organisasi.
“Setahu saya di Indonesia, nggak ada ormas Islam yang jadi anak buahnya Al-Baghdadi,†tegasnya lewat akun Twitter pribadi, Minggu (20/2).
Tifatul mengingatkan agar BNPT tidak salah lagi dalam membeberkan informasi ke publik. Informasi yang didapat, sambungnya, harus melalui serangkaian proses. Mulai dari
collecting, filtering, validating, analyzing, classifying, concluding.
“(Jadi) jangan asal pungut, dibunyikan. Itu asbun namanya,†tutup politisi PKS itu.
Irfan Idris sempay mengurai bahwa pola baru teroris menggunakan sistem demokrasi untuk masuk menguasai lembaga secara formal.
"Jangankan lembaga negara, jangankan partai. Organisasi ummat yang sangat kita harapkan melahirkan fatwa-fatwa atas kegelisahan umat terhadap persoalan kebangsaan itu juga dimasuki," ujarnya dalam Sharing Session BNPT di Jakarta Selatan, Jumat (18/2).
Adapun perubahan strategi teroris terjadi setelah pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi menyerukan kepada simpatisan, pendukung, militan, dan kelompok inti agar tidak semuanya berangkat ke Suriah.
"Ini perubahan strategi mereka setelah Abu Bakar Al Bagdhadi mengumandangkan, menginstruksikan... untuk melakukan pola jangan semuanya harus ke Suriah," kata Irfan.