Berita

Poster dukungan untuk Alex Saab di Venezuela/Net

Dunia

Dianggap Sekutu Dekat oleh Nicolas Maduro, Alex Saab Ternyata Informan Amerika

KAMIS, 17 FEBRUARI 2022 | 15:19 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Seorang pengusaha yang juga dikenal sebagai sekutu dekat Nicolas Maduro, Alex Saab, ternyata merupakan informan untuk badan anti-narkoba Amerika Serikat (AS), DEA.

Saab merupakan warga negara Venezuela kelahiran Kolombia yang bekerja sebagai pengusaha makanan.

Departemen Kehakiman AS menjerat Saab dengan tuduhan pencucian uang karena mengalihkan sekitar 350 juta dolar AS dari Venezuela melalui Amerika sebagai bagian dari skema penyuapan terkait nilai tukar mata uang.

Saab ditangkap pada Juni 2020, ketika pesawatnya berhenti di Cape Verde untuk mengisi bahan bakar. Ia kemudian dibawa oleh pihak berwenang AS.

Penangkapan Saab dikecam oleh Maduro, dengan menyebut AS berusaha mengobarkan perang dengan Venezuela.

Namun selama sidang tertutup di Pengadilan Federal Miami pada Rabu (16/2), terungkap bahwa Saab merupakan salah satu informan DEA.

Pada 2018, Saab mengungkap informasi tentang suap yang ia berikan kepada pejabat tinggi di pemerintahan Maduro. Ia mengaku kehilangan jutaan dolar untuk memperoleh kontrak dengan Venezuela.

Jaksa mengatakan, kontrak Saab dan penegak hukum AS berakhir setelah ia melewatkan tenggat waktu 30 Mei 2019 untuk menyerah atau menghadapi tuntutan pidana.

Ketika itu pengacara Saab, Neil Schuster, menyebut pengusaha itu khawatir jika keluarnya yang tinggal di Venezuela dipenjara karena ia memiliki hubungan dengan AS.

"Mereka pada dasarnya berada di bawah kendali pemerintah. Jika pemerintah Venezuela mengetahui sejauh apa yang telah diberikan individu ini, saya tidak ragu akan ada pembalasan terhadap istri dan anak-anaknya," kata Schuster, seperti dikutip Associated Press (AP).

Dari laporan AP,  Saab juga mengadakan beberapa pertemuan dengan penegak hukum AS pada November di Kolombia dan Eropa. Sebagai bagian dari kerjasama, ia mengirim tiga kali pembayaran ke rekening yang dikendalikan DEA dengan nilai hampir 10 juta dolar AS, yang ia peroleh dari korupsi.

Namun ia dinonaktifkan sebagai informan karena enggan mengikuti kesepakatan untuk menyerahkan diri. Dua bulan setelahnya, ia dikenai sanksi oleh pemerintahan Donald Trump dan didakwa di Pengadilan Miami.

"Saab sedang bermain api,” kata penulis buku tentang Saab, Gerard Reyes.

“Dia percaya bahwa dia bisa bekerja sebagai pengadu untuk penuntutan dan pada saat yang sama berpura-pura dia dianiaya oleh imperialisme Yankee, tanpa konsekuensi apa pun. Tapi pada akhirnya dia terbakar," tambahnya.

Dengan ruang sidang yang disegel, Schuster meminta agar Saab dibebaskan dengan jaminan karena telah membantu pemerintah AS selama empat tahun.

Namun hakim menolak permintaan tersebut karena Saab telah berusaha menghindari ekstradisi.

Pada awalnya, jaksa menyebut pihaknya berusaha merahasiakan hubungan Saab dan penegak hukum AS karena khawatir dengan keselamatan keluarganya yang masih ada di Venezuela. Namun tim hukum Saab menolak tawaran AS untuk membantu keluarganya meninggalkan Venezuela hingga akhirnya informasi tersebut diungkapkan.

Bagi pemerintahan Maduro, Saab telah banyak berjasa dalam upaya menggerakan ekonomi Venezuela yang babak belur akibat sanksi dari AS. Saab bahkan disebut sebagai diplomat.

Setelah Saab ditangkap, Maduro menghentikan pembicaraan dengan oposisi yang didukung AS di Meksiko. Ia mendorong agar Saab dibebaskan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya