Berita

Atribut kampanye pemilu presiden di Korea Selatan/Yonhap

Dunia

Beda Sikap Capres Konservatif dan Liberal Korea Selatan Soal Isu Korea Utara

SELASA, 15 FEBRUARI 2022 | 15:54 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Hingar bingar proses pemilu di Korea Selatan diwarnai sejumlah isu kunci yang jadi sorotan, baik di dalam maupun luar negeri.

Negara Asia Timur itu baru resmi memulai masa kampanye pemilu Presiden pada Selasa (15/2), selama 22 hari ke depan, sebelum akhirnya pemungutan suara digelar pada 9 Maret mendatang.

Salah satu isu yang menjadi sorotan utama publik internasional adalah isu Korea Utara.

Meski selama beberapa tahun belakangan sejumlah momen sejarah telah dibuat antara Korea Selatan dan Korea Utara, seperti seperti serangkaian pembicaraan diplomatik tingkat tinggi pada 2018 dan 2019, ketegangan di Semenanjung Korea belum juga reda.

Bahkan baru-baru ini, Pyongyang kembali melakukan serangkaian uji coba rudal dan bahkan mengancam akan mengakhiri moratorium rudal jarak jauh dan uji coba nuklir.

Baik kandidat konservatif maupun liberal sama-sama mendukung dialog dan kerja sama ekonomi dengan Korea Utara, tetapi mereka berbeda dalam kondisi dan urutan keterlibatan tersebut.

Calon presiden dari kubu oposisi utama, yakni Yoon Suk-yeol dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) tetap berpegang pada pendirian konservatif bahwa pertukaran ekonomi dengan Korea Utara harus terjadi hanya setelah Korea Utara melakukan denuklirisasi terlebih dahulu.

Sikap "kaku" semacam ini di masa lalu telah membuat Korea Utara meninggalkan diplomasi di bawah pemerintahan Lee Myung Bak dan Park Geun Hye.

Selain itu, Yoon juga mengatakan dia akan membatalkan perjanjian antar-Korea 2018 yang bertujuan untuk meredakan ketegangan militer lintas perbatasan kecuali jika Korea Utara menghentikan sikap agresifnya.

Dia pun menolak upaya kaum liberal untuk mewujudkan deklarasi akhir perang yang melibatkan kedua Korea, China dan Amerika Serikat. Yoon menilai bahwa langkah semacam itu hanya akan melemahkan postur pertahanan Seoul.

Di sisi lain, Yoon telah menyarankan penempatan kembali senjata nuklir taktis Amerika Serikat di Selatan dan bahkan "serangan pencegahan" jika serangan nuklir dan rudal Korea Utara tampaknya akan segera terjadi.

Dia juga menyerukan dimulainya kembali latihan militer bersama besar-besaran dengan Amerika Serikat yang sebelumnya telah dikurangi pada tahun 2018 sebagai bagian dari kebijakan keterlibatan Moon dengan Korea Utara.

Sikap kontras ditunjukkan oleh rival utama Yoon, yakni Lee Jae Myung dari Partai Demokrat liberal Korea (DPK) yang berkuasa. Dalam debat TV awal bulan ini, Lee menuduh Yoon berusaha untuk mengintensifkan konfrontasi daripada menghindari perang dan menciptakan perdamaian.

“Penting untuk memenangkan perang tetapi lebih penting untuk menang tanpa perang dan yang paling penting adalah menciptakan lingkungan di mana tidak perlu berperang,” kata Lee, seperti dimuat South China Morning Post pada Selasa (15/2).

Lee sendiri mendukung kebijakan keterlibatan presiden saat ini, Moon Jae In, dan bersumpah untuk meningkatkan upaya Seoul untuk menengahi antara Amerika Serikat dan Korea Utara, serta bertemu dengan Presiden Biden dan Kim Jong-un untuk menyelesaikan krisis.

Dia menyarankan langkah-langkah simultan dan timbal balik oleh Amerika Serikat yang akan disebarkan ke berbagai tahap, di mana sanksi dilonggarkan di Korea Utara dengan syarat bahwa negara itu akan mengambil langkah nyata menuju denuklirisasi selama tahap pertama.

Tetapi sanksi seperti itu akan segera dikembalikan jika Korea Utara gagal mematuhi kesepakatan di bawah klausul "snapback".

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

HUT ke-497 Kota Jakarta

Minggu, 19 Mei 2024 | 14:01

Alami Demam Tinggi, Raja Salman Kembali Jalani Pemeriksaan Medis

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:56

Aktivis Diajak Tiru Akbar Tanjung Keluar dari Zona Nyaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:54

Teater Lencana Membumikan Seni Pertunjukan Lewat "Ruang Tunggu"

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:36

Bamsoet Ungkit Lagi Cerita Pilu Golkar saat Dipimpin Akbar Tanjung

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:26

Alumni Usakti Didorong Berperan Membangun Indonesia

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:12

Diserang Rusia, 9.907 Warga Ukraina Ngacir dari Kharkiv

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Banyak Guru Terjerat Pinjol Imbas Kesejahteraan Minim

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Wantim Golkar DKI Pamer Zaki Bangun 29 Stadion Mini di Tangerang

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:39

Prabowo-Gibran Diyakini Bawa Indonesia Jadi Macan Asia

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:26

Selengkapnya