Berita

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, saat menyambangi Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri, Jawa Timur/Ist

Politik

Punya DNA Pejuang, Para Santri Diajak Ikut Berjihad Melawan Korupsi

SENIN, 14 FEBRUARI 2022 | 09:52 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Seluruh santri yang ada di Pondok Pesantren di seluruh pelosok negeri sejatinya punya DNA pejuang. Sebab, santri kerap berada di lini depan saat berjuang melawan penjajah. Kini, DNA pejuang itu harus dilanjutkan dengan ikut berjihad melawan korupsi.

Hal itu merupakan pesan yang disampaikan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron, saat menjadi pembicara di Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri, Jawa Timur, Minggu (13/2).

Ghufron mengatakan, Pondok Pesantren merupakan tempat pendidikan yang luar biasa untuk menempa generasi penerus bangsa, terutama dalam pemberantasan korupsi.

"Pondok Pesantren itu merupakan lembaga pendidikan tertua yang ada di Indonesia. Jauh sebelum Indonesia merdeka, Pondok Pesantren sudah berdiri dan menyelenggarakan pendidikan," ujar Ghufron kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin pagi (14/2).

Di pondok pesantren, lanjut Ghufron, para santri diajarkan banyak nilai, terutama pendidikan akhlak, kemandirian, kerjasama, saling menghormati, keteladanan, persamaan derajat hingga cinta tanah air.

Sehingga menurut Ghufron, tidak heran jika pada saat peristiwa 10 November di Surabaya, santri terdepan dalam mempertahankan kemerdekaan.

"Karena mereka tahu bahwa saat itu yang mereka lawan adalah penjajah yang ingin merebut kemerdekaan bangsa ini," jelas Ghufron.

Sementara itu saat ini, tantangan yang menjauhkan bangsa Indonesia dari cita-cita kemerdekaan, yakni kemakmuran dan keadilan, adalah korupsi.

"Karena itu jihad zaman now adalah perang terhadap korupsi. Santri harus kembali terpanggil untuk turun dan berperang melawan korupsi," tegasnya.

"Santri itu DNA-nya antikorupsi, sebab dia ditempa untuk menebar manfaat bukan memanfaatkan dan mengambil manfaat dari orang lain, saatnya santri berjihad melawan korupsi," pungkas Ghufron.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya