Berita

Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia/Net

Politik

Bicara Penyempurnaan Pemilu, Ketua Komisi II: Pertama Soal Presidential Threshold

JUMAT, 11 FEBRUARI 2022 | 16:03 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Penyempurnaan sistem demokrasi dan sistem pemilu di Indonesia merupakan keinginan semua pihak, tanpa terkecuali DPR RI dalam hal ini Komisi terkait.

Menurut Komisi II DPR RI, apabila ingin melakukan perubahan UU atau penyempurnaan UU Pemilu, setidaknya ada lima isu.

"Pertama adalah soal yang sekarang sedang ramai, (yakni) judicial review presidensial threshold," kata Ketua Komisi II DPR, Ahmad Doli Kurnia, saat menjadi narasumber dalam diskusi virtual bertajuk Konstelasi Politik Pada Kekuatan Elektabilitas Individu atau Parpol Menjelang Pilpres 2024, Jumat sore (11/2).

Kedua, kata Doli, adalah parlementary treshold atau ambang batas parlemen. Ketiga, yakni raihan besaran jumlah kursi per dapil (daerah pemilihan).

"Terhadap yang kedua yang ketiga ini sering dikaitkan dengan soal penyederhanaan sistem kepartaian kita," tuturnya.

Doli Kurnia meyakini bahwa sistem pemerintahan presidensial itu akan berjalan efektif apabila kompatibel dengan sistem parlemen multipartai sederhana.

"Nah dua hal yang tadi sebetulnya secara alamiah bisa dipergunakan untuk menuju pada satu kondisi yang lebih seetle terhadap pengembangan konsep multipartai sederhana," katanya.

Selanjutnya, masih kata Doli Kurnia, adalah sistem perhitungan konversi suara ke kursi (parlemen). Dan terkahir adalah sistem pemilu-nya itu sendiri.

"Dalam beberapa tahun terakhir ini kita menggunakan sistem proporsional dengan sistem terbuka," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

"Nah dalam sistem pemilihan seperti ini sebetulnya memang agak terjadi dilema. Kalau kita sudah menetapkan sistem pemilu atau sistem politik demokrasi, maka salah satu konsekuensinya adalah adanya penguatan atau institusionalisasi partai politik di tengah-tengah masyarakat," demikian Doli Kurnia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya