Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pengamat China: Kesepakatan Pembelian Rudal Patriot AS Mendorong Taiwan ke Dalam Malapetaka

RABU, 09 FEBRUARI 2022 | 08:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Para pengamat di Beijing mengomentari pengumuman penjualan upgrade rudal Patriot senilai 100 juta dolar ke Taiwan. Mereka mengatakan, selain menghabiskan uang, kesepakatan itu tidak akan membawa keamanan bagi Taiwan dan malah mendorong pulau yang diklaim China itu lebih jauh ke arah bencana.

Pentagon mengumumkan pada Senin (7/2) bahwa mereka menyetujui kemungkinan penjualan peralatan dan layanan senilai 100 juta dolar AS ke Taiwan untuk mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan sistem pertahanan rudal Patriotnya.
Ini akan menjadi penjualan senjata AS pertama ke Taiwan pada 2022, dan yang kedua di bawah pemerintahan Biden, setelah penjualan howitzer self-propelled M109A6 senilai 750 juta dolar AS ditambah peralatan dan layanan terkait yang diumumkan pada Agustus 2021.


Ini juga bukan pertama kalinya Taiwan membayar untuk upgrade rudal Patriot.

Pada Juli 2020 , AS mengumumkan persetujuan kesepakatan senjata dengan Taiwan untuk sertifikasi ulang rudal pertahanan udara Patriot senilai 620 juta dolar AS.

Ma Xiaoguang, juru bicara di Kantor Urusan Taiwan mengatakan pada hari Selasa bahwa otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) sedang mencari "kemerdekaan" dan membuat provokasi dengan cara berkolusi bersama kekuatan eksternal dan menyalahgunakan uang rakyat yang diperoleh dengan susah payah untuk membeli senjata AS.

"Ini tidak dapat menyelamatkan takdir kehancuran pasukan kemerdekaan Taiwan dan hanya akan meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan dan mendorong Taiwan ke dalam malapetaka," katanya, seperti dikutip dari Global Times, Rabu (9/2).

Zheng Jian, direktur National Taiwan Research Association dan ketua profesor di Institut Pascasarjana untuk Studi Taiwan di Universitas Xiamen, mengatakan bahwa AS sedang mencoba untuk membuat marah China saat menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin.

"Penjualan senjata semacam itu tidak dapat membawa keselamatan bagi para separatis kemerdekaan Taiwan, tetapi malah mengundang lebih banyak tekanan militer dari daratan China," kata Zheng.

Sementara Song Zhongping, pakar militer China daratan mengatakan bahwa AS menggunakan rudal Patriot untuk mengambil uang dari Taiwan, karena rudal tersebut akan membutuhkan peningkatan dan pemeliharaan yang konstan.

"AS ingin mendapatkan lebih banyak uang dan meningkatkan ambisi separatis kemerdekaan Taiwan pada saat yang sama, tetapi tidak peduli apakah senjata itu berguna untuk melawan daratan China," kata Song.

Sebelumnya Kementerian Luar Negeri China telah berjanji untuk mengambil tindakan balasan atas keputusan penjualan tersebut.

"Penjualan senjata oleh AS ke Taiwan China sangat melanggar prinsip satu China dan peraturan dari tiga Komunike Bersama antara China dan AS, terutama yang ada dalam komunike 17 Agustus," Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, pada konferensi pers Selasa.

"Ini sangat merugikan kedaulatan dan kepentingan keamanan China, hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. China dengan tegas menentang dan mengutuk keras ini," ujarnya.

Zhao juga mendesak pihak Washington agar mematuhi prinsip dan peraturan satu-China dari tiga Komunike Bersama, segera membatalkan rencana penjualan senjata dan memutuskan hubungan militer dengan Taiwan.

"China akan mengambil langkah-langkah yang tepat dan kuat untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan kepentingan keamanan kami," kata Zhao.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya