Berita

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi/Net

Politik

Bandingkan Sanksi Citylink dan Habib Rizieq, Muslim: Ini Penampakan Wajah Ketidakadilan

JUMAT, 04 FEBRUARI 2022 | 10:30 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

. Keadilan bagi rakyat Indonesia dinilai sudah retak dalam hal penanganan aturan protokol kesehatan di negeri ini. Buntutnya, rakyat bisa saja ramai-ramai melanggar protokol kesehatan (prokes) Covid-19 jika hukuman bagi pelanggar terkesan tebang pilih.

Begitu kata Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menanggapi pihak pengelola Mal Festival Citylink, Bandung yang dikabarkan didenda maksimal Rp 500 ribu dan penutupan selama 3 hari setelah viral kerumunan acara barongsai pada saat perayaan Hari Imlek kemarin.

Sementara itu, Muslim menyinggung adanya perbedaan sanksi yang diberikan pemerintah terhadap para pelanggar prokes lainnya. Seperti, tukang bubur dianggap langgar prokes didenda Rp 5 juta. Selain itu ada juga kasus Habib Rizieq Shihab dianggap langgar prokes yang berbuntut didenda Rp 50 juta dan dipenjara.


"Saat Imlek Presiden Jokowi juga rayakan Imlek terlihat tidak pakai masker dan tidak taati prokes. Demikian juga putranya, Walikota Solo Gibran rayakan Imlek terlihat tidak patuhi prokes. Ini penampakan wajah ketidakadilan dan arogansi," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (4/2).

Bahkan menurut Muslim, saat ini juga terjadi pengkastaan manusia. Di mana, pengelola Mal dianggap kasta tertinggi. Sehingga, meski melanggar prokes, hanya cukup dengan denda Rp 500 ribu.

"Tukang Bubur yang pribumi didenda Rp 5 juta, HRS yang ulama dan tokoh umat diperlakukan dengan penuh ketidakadilan didenda Rp 50 juta dan dipenjara. Sedangkan Presiden Jokowi dan putranya terlihat bebas langgar prokes tidak tersentuh hukum? Rakyat negeri ini tahu dengan mata telanjang!" tekannya.

Jika demikian, maka akan semakin terlihat wajah retak keadilan di Indonesia yang akan berdampak negatif ke depannya.

"Jangan salahkan rakyat juga akan langgar prokes. Karena ada pengkastaan rakyat Indonesia dan pelanggaran prokes oleh penguasa dan dinastinya," pungkas Muslim.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya