Berita

Sekretaris Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh, Akhiruddin Mahjuddin/Net

Publika

Menguak Orkestrasi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri

Oleh: Akhiruddin Mahjuddin*
SENIN, 31 JANUARI 2022 | 07:29 WIB

ADALAH Firli Bahuri yang merupakan orang pertama menggunakan diksi ini dalam konsepsi Pemberantasan korupsi.

Diksi orkestrasi bukan saja memiliki makna estetik, tapi juga mengandung nilai dan pesan bahwa korupsi yang massif dan berjamaah harus pula  dilawan dengan berjamaah secara sistematis dan terorganisir dalam satu frekuensi oleh seluruh pemangku kepentingan bangsa ini.

Agar orkestrasi menghasilkan simfoni yang indah, maka  ia harus dipimpin seorang konduktor yang mengarahkan pertunjukan dengan gerakan tangan dan lengan, sering lebih mudah bagi para musisi untuk melihat dengan menggunakan tongkat konduktor.


Konduktor menyatukan orkestrasi, mengatur tempo dan membentuk suara ensemble.

Konsepsi Firli ini harus dimaknai bahwa pemberantasan korupsi tidak akan berhasil hanya di tangan KPK, Kejaksaan dan Kepolisian semata. Lebih dari itu, pemberantasan korupsi harus melibatkan media dan elemen strategis lainnya.

Lebih jauh dan esensi dari itu, Firli ingin mengatakan bahwa tanpa pemimpin yang kuat sebagai konduktor maka pemberantasan korupsi hanya menjadi utopia. Padahal sejak 1998 pemimpin nasional yang berkarakter antikorupsi merupakan mimpi dan harapan masyarakat.  

Memperhatikan aksi Firli, dari beberapa pimpinan KPK terdahulu, kerap kita  menyaksikan keputusannya tidak populis,  bahkan melawan kehendak publik. Yang paling kontras, saat firli melakukan tes wawasan kebangsaan (TWK) bagi pegawai KPK yang kemudian menjadi polemik karena TWK ini dianggap sebagai alat  untuk “memecat” Novel Baswedan cs.

Firli bergeming, belakangan dalam perjalanannya kinerja KPK yang tadinya disinyalir akan melempem tanpa Novel, terbukti masih bergigi. Operasi Tangkap Tangan (OTT) pasca TWK terus berlanjut, bahkan seorang hakim yang diduga melakukan jual beli perkara diringkus.

Menariknya, di era Firli, penindakan bukanlah satu-satunya prioritas dalam menjalankan agenda pemberantasan korupsi. Dalam banyak kesempatan kita menyaksikan Tim pencegahan KPK keliling daerah guna memperkuat agenda pencegahan korupsi.

Tidak saja mengawal lahirnya agenda aksi daerah pemberantasan korupsi, lebih dari itu, KPK juga melakukan pengawalan dalam pelaksanaannya, terutama membangun sistem yang efektif dan kuat dalam mencegah terjadinya korupsi.

Kenapa demikian, karena Ketua KPK ini meyakini korupsi ini terjadi bukan saja karena perilaku koruptif, tapi karena sistem yang lemah, buruk bahkan gagal.

Firli berkeinginan membangun desain sistem antikorupsi yang komprehensif sebagai warisan bagi bangsa ini. Ia tidak ingin KPK hanya sebagai pemadam kebakaran, tapi lebih dari itu KPK sebagai alat mencapai tujuan bernegara.

Sejalan dengan pemikiran Robert Klitgaard yang mempopulerkan CDMA Theory, bahwa korupsi terjadi karena adanya faktor kekuasaan dan monopoli yang tidak dibarengi dengan akuntabilitas.

Inilah kenapa dalam berbagai kesempatan Firli secara terus menerus menyerukan sekaligus mengajak agar media yang merupakan salah satu pilar demokrasi untuk melakukan kolaborasi dalam satu gerakan besar “perang” melawan korupsi.

Karenanya Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) yang pada 8 Februari 2022 ini baru menapaki usia yang ke 2 perlu merespon hal ini. Ajakan Firli ini tidak saja strategis tapi merupakan suatu kehormatan untuk disahuti oleh JMSI.

Kenapa JMSI yang dipilih oleh Firli? Ada dua hal yang menjadi kunci yaitu kedekatan personal antara Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa dan Firli Bahuri.  Serta keberadaan JMSI yang saat ini sudah eksis di 31  provinsi dengan jumlah anggota aktif lebih dari 1000an perusahaan pers.

Dengan luasan wilayah yang dapat dijangkau oleh JMSI ini,  maka kerja-kerja pencegahan dan pendidikan antikorupsi akan lebih mudah diwujudkan. Karena tanpa kolaborasi ini maka akselerasi pemberantasan korupsi akan berjalan lambat. Padahal mewujudkan Indonesia yang bebas dan bersih dari korupsi dibutuhkan  kerja cepat dan terukur.

Dengan demikian, JMSI harus pula segera merespon  ajakan Ketua KPK ini dalam sebuah agenda aksi, terutama dalam dua kluster yaitu kluster pencegahan dan kluster pendidikan antikorupsi bagi masyarakat.

Dalam aspek pencegahan ini, perusahan pers dalam melakukan kerja-kerja jurnalistik telah melakukan fungsi watchdog terutama dalam kamar kekuasaan legislatif dan eksekutif.

Hanya saja kerja-kerja jurnalistik ini belum dilakukan secara terpola dan sistematis. Sementara  untuk kamar kekuasaan yudikatif dan partai politik belum begitu menonjol.

Kesempatan sudah dibuka oleh ketua KPK, saatnya ajakan ini di respon dengan melakukan reorientasi pada kerja-kerja jurnalistik yang hanya sekedar menyajikan informasi, tapi lebih esensi dari itu, media harus menjadi alat perjuangan untuk mengubah warna dan arah kebijakan dalam kamar kekuasaan legislatif, eksekutif, yudikatif dan partai politik.

*Penulis adalah Sekretaris Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya